PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) melunasi seluruh utang dalam mata uang dolar Amerika Serikat (USD) senilai US$ 300 juta (Rp 4,7 triliun). Langkah APLN ini mendapat respons positif dari lembaga pemeringkat Moody's Rating.
Dalam rilisnya 8 Agustus 2024, Moody's menaikkan peringkat Corporate Family Rating (CFR) APLN sebanyak 2 notch dari Caa3 menjadi Caa1 dan merevisi prospek perusahaan menjadi stabil dari sebelumnya negatif. Perusahaan menyatakan kenaikan peringkat dari Moody’s ini mencerminkan berkurangnya risiko pembiayaan kembali bagi APLN dan peningkatan penjualan pemasaran yang telah berhasil dicapai oleh perusahaan.
“Kenaikan peringkat ini menunjukkan bahwa pelunasan utang dolar AS dan strategi pengelolaan pinjaman yang dilakukan secara berhati-hati (prudent), disiplin, dan terukur telah memberikan dampak positif terhadap proyeksi kinerja APLN ke depan,” kata Justini Omas, Corporate Secretary APLN, melalui keterangan resmi, Rabu (14/8).
Pada semester I 2024, APLN telah melunasi seluruh pinjaman Senior Notes milik anak usaha di Singapura, APL Realty Holdings Pte.Ltd., senilai US$ 300 juta (Rp 4,7 triliun). Pada 3 Juni 2024 APLN membayar sisa pinjaman sebesar US$ 131,96 juta (Rp 2,07 triliun). Sebelumnya, pada Juli 2023 APL Realty telah melakukan penawaran tender (tender offer) dan berhasil membeli kembali sebagian Senior Notes tersebut sebanyak US$ 168,04 juta (Rp 2,63 triliun).
Bebas dari Tekanan Utang
Justini mengatakan, pelunasan utang dolar tersebut memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan. Selain terhindar dari risiko fluktuasi nilai tukar, APLN juga lebih leluasa dalam mengatur kembali beban pinjamannya. Setelah pelunasan pinjaman dolar AS, dalam dua tahun ke depan APLN juga bakal terbebas dari tekanan utang.
“Pelunasan pinjaman dolar AS dibiayai melalui pinjaman dalam mata uang rupiah dari Bank Danamon. Kami bersyukur Bank Danamon juga memperpanjang masa jatuh tempo pinjaman tersebut, sehingga APLN memiliki ruang yang lebih luas untuk membiayai proyek-proyek propertinya,” ungkap Justini.
Untuk melunasi pinjaman dolar AS yang diterbitkan pada tahun 2017 itu, APLN mendapatkan fasilitas pinjaman dari Bank Danamon dalam mata uang rupiah. Hingga 27 Mei 2024, APLN telah menarik pinjaman dalam mata uang rupiah dari Bank Danamon sebesar Rp 2,95 triliun.
APLN mencatatkan laba komprehensif sebesar Rp 62,2 miliar pada semester I 2024, membalikkan kondisi rugi Rp 53,2 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. Pembangunan berbagai proyek properti menjadi katalis lonjakan prapenjualan (marketing sales) semester I 2024 yang tumbuh 38% menjadi Rp 796,3 miliar (di luar PPN).
Kenaikan marketing sales pada semester I tahun ini membuat perusahaan mampu menjaga penjualan dan pendapatan usaha APLN mencapai Rp 1,89 triliun, naik tipis dibandingkan periode sama tahun 2023 sebesar Rp1,87 triliun. Sementara itu, perusahaan mencatatkan pertumbuhan laba kotor 10,3% menjadi Rp 729,8 miliar pada semester pertama 2024 dari Rp 663 miliar pada semester I 2023.
“Salah satu fokus kami adalah mendorong penyelesaian proyek-proyek properti sehingga bisa melakukan serah terima unit kepada konsumen tepat waktu,” kata Justini.