Hingga pertengahan Agustus ini, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI belum menyampaikan kinerja laporan keuangan semester pertama 2024. Padahal, bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya, seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) telah merilis kinerja sepanjang Januari–Juni 2024 ini.
Merespons hal tersebut, Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini mengatakan bahwa perusahaanya akan menyampaikan laporan keuangan tersebut pada 22 Agustus 2024 mendatang. "Tunggu saja, ya,” kata Novita ketika ditemui di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Kamis (15/8) malam.
Menjelang penyampaian laporan keuangannya, perdagangan saham BBNI di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga Jumat (16/8) pukul 14.36 WIB terpantau naik 1,43% ke Rp 5.325 per lembar. Dalam sepekan, saham BBNI menguat 3,90% dan dalam setahun ini sudah melonjak 19,33%.
Hari ini saham BBNI ditransaksikan di rentang 5.275-5.350 per lembar. Dengan nilai transaksi Rp 106,05 miliar dan 2.837 kali transaksi, serta kapitalisasi pasar senilai Rp 198,61 triliun.
Kinerja Kuartal I 2024
Sebelumnya, BNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 5,3 triliun per kuartal pertama 2024. Laba perusahaan meningkat 3,3% secara kuartalan dan menguat 2% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023. Pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) tercatat turun 9,77% yoy menjadi Rp 9,39 triliun.
Hal ini terutama akibat membengkaknya beban bunga sebesar 47,5% yoy. Sementara itu, pendapatan operasional sebelum pencadangan atau Pre-Provision Operating Profit (PPOP) turun 5,4% menjadi Rp 8,2 triliun.
Menurut laporan kinerja BBNI, kenaikan laba bersih BBNI pada kuartal pertama 2024 terutama didorong oleh beban provisi yang turun 29% menjadi Rp 1,7 triliun. Dari segi operasional, kredit disalurkan tumbuh 9,6% yoy. Hal ini sejalan dengan panduan manajemen di level 9% sampai dengan 11% dan target industri dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan yakni 9% dan 12%.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) BNI meningkat 4,9% secara tahunan. Hal ini didorong oleh peningkatan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) sebesar 6% secara tahunan dan deposito 2,4% secara tahunan.