PT Global Onkolab Farma (GOF), anak usaha PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), meresmikan dimulainya pembangunan (groundbreaking) fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka di Jawa Timur. Pabrik itu terutama akan memproduksi Fluorodeoxyglucose (FGD) untuk keperluan deteksi dini penyakit kanker dan akan melayani kebutuhan rumah sakit di Jawa Timur.
Ini merupakan pembangunan fasilitas Kalbe yang kedua, setelah fasilitas di Jakarta yang dibangun pada 1 Februari 2024. “Pembangunan fasilitas radiofarmaka dalam negeri merupakan bagian dari komitmen Kalbe untuk meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat, terutama dalam penanganan penyakit kanker,” ujar Direktur Kalbe Farma Mulialie, dalam siaran pers, Jumat (16/8).
Mulialie menambahkan bahwa pembangunan fasilitas produksi radiofarmaka ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan, yaitu program transformasi kesehatan. Selain itu, fasilitas produksi ini juga sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
“Pendirian fasilitas produksi ini bagian dari kontribusi sektor industri dalam hal ini Kalbe untuk mengakselerasi pertumbuhan ekosistem radiofarmaka dan kedokteran nuklir di Indonesia," kata Mulialie.
Fasilitas produksi radiofarmaka ini ditargetkan beroperasi pada 2025. Fasilitas produksi radiofarmaka yang memproduksi Fluorodeoxyglucose (FGD) ini sangat diperlukan untuk menunjang layanan pemeriksaan Positron Emission Tomography and Computed Tomography Scanning (PET/CT-Scan) yang ada di rumah sakit.
Mulialie berharap produksi radiofarmaka Kalbe dapat membantu memenuhi kebutuhan rumah sakit dalam pemeriksaan PET/CT-Scan sekaligus membantu memperluas akses ke lebih banyak pasien kanker untuk menjalani terapi kanker secara komprehensif.
Memberikan Informasi Lebih Detail dalam Deteksi Kanker
PET/CT-Scan adalah pemeriksaan pencitraan medis tingkat lanjut yang memberikan informasi mendetail tentang fungsi organ atau sistem dalam tubuh, khususnya untuk mendeteksi adanya penyakit kanker. Jika dibandingkan dengan MRI scan atau CT scan saja, PET-CT scan atau PET-MRI scan dapat memberikan lebih banyak informasi untuk penentuan tahap kanker.
Pemeriksaan PET-CT membutuhkan dengan ketersediaan radiofarmaka FDG. Sayangnya, fasilitas produksi produk radioisotop dan radiofarmaka dalam negeri yang tersertifikasi masih terbatas.
Mulialie mengatakan kanker menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian utama di Indonesia, tetapi sebagian besar penderita kanker datang ke rumah sakit ketika memasuki stadium akhir. Untuk itu, perlu upaya memperkuat deteksi dini terhadap penyakit kanker.
“Saat ini Kalbe telah menjalin kerja sama dengan rumah sakit untuk pemanfaatan radiofarmaka, tidak terbatas pada tatalaksana kanker atau onkologi saja. Produk ini diharapkan dapat digunakan untuk penilaian jantung, neurologi, alzheimer, gangguan psikiatri serta di bidang-bidang lain di dunia kedokteran,” kata Mulialie.