Wijaya Karya (WIKA) Raup Laba Rp 401,95 Miliar di Semester I 2024

Dok. WIKA
Ilustrasi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
30/8/2024, 11.18 WIB

Emiten konstruksi, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berhasil membalikan rugi jadi laba semester pertama 2024 ini. Wijaya Karya membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 401,95 miliar sepanjang enam bulan pertama 2024. Sebelumnya, emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu membukukan rugi Rp 1,88 triliun pada periode yang sama 2023.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan pada Kamis (29/8), pendapatan bersih WIKA turun menjadi Rp 7,53 triliun semester pertama 2024. Perolehan tersebut melemah 18,58% secara year on year dari Rp 9,25 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Rincian pendapatan WIKA berdasarkan segmen adalah sebagai berikut:

  • Infrastruktur dan gedung turun 27% menjadi Rp 3,46 triliun 
  • Industri naik 5% menjadi Rp 2,29 triliun
  • Energi dan industrial plant turun 26% menjadi Rp 1,20 triliun
  • Hotel naik 3% menjadi Rp 421,01 miliar
  • Realty dan properti turun 67% menjadi Rp 72,53 miliar
  • Investasi naik 40% menjadi Rp 75,57 miliar

Penurunan total pendapatan WIKA disertai turunnya beban pokok pendapatan sebesar 18,77% menjadi Rp 6,88 triliun dari Rp 8,47 triliun. Adapun laba bruto WIKA juga turun 17% menjadi Rp 645,52 miliar dari Rp 779,03 miliar. 

Dari sisi neraca keuangan, kinerja WIKA juga diikuti oleh kenaikan total aset menjadi Rp 67,06 triliun. Total liabilitas terpangkas 9,2% menjadi Rp 51,20 triliun dari sebelumnya Rp 56,40 triliun pada tahun lalu. Ekuitas naik menjadi Rp 15,86 triliun dari sebelumnya Rp 9,57 triliun.

Percepatan Penagihan Piutang

Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito menyatakan bahwa upaya transformasi yang dilakukan WIKA, khususnya dalam meningkatkan keunggulan eksekusi proyek, mulai membuahkan hasil sesuai dengan rencana perusahaan.

“Menguatnya kinerja operasi WIKA dapat tercapai atas upaya dalam menjalankan lean construction dan digitalisasi serta terus mengupayakan efisiensi operasi di seluruh proyek berjalan,” ujar Agung dalam keterangan resminya, Kamis (29/8).

Ia mengatakan perseroan berhasil menurunkan piutang sebesar 15,3%, dari Rp8,40 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp7,11 triliun pada kuartal II 2024. Pencapaian ini sejalan dengan upaya serius perusahaan dalam melaksanakan salah satu langkah dari delapan stream penyehatan, yaitu percepatan penagihan piutang.

Kemudian, ia juga menyebut perbaikan kinerja WIKA juga terlihat dari rasio utang berbunga terhadap ekuitas (Gearing Ratio) dan Debt to Equity Ratio (DER) WIKA yang semakin membaik, dengan angka masing-masing 2,31 kali dan 3,23 kali pada kuartal II 2024. Angka ini menurun dibandingkan posisi kuartal II 2023 yang sebesar 3,86 kali dan 5,89 kali. 

WIKA Raih Kontrak Pembangunan Jetty 1 Baru

Sejalan dengan hal itu, Agung mengatakan WIKA dipercaya untuk mengerjakan proyek Pembangunan Jetty 1 Baru di Integrated Terminal Manggis, Bali, dengan nilai kontrak sebesar Rp 475 miliar dari PT Pertamina Patra Niaga.

Proyek ini bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas bongkar muat di Jetty Terminal Manggis. Selain itu, proyek ini akan meningkatkan kehandalan dan ketahanan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di Bali dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. 

Dalam proyek ini, WIKA bertanggung jawab atas pembangunan dermaga, mulai dari persiapan lahan hingga pengoperasian, dengan target penyelesaian pada 2026 mendatang.

“Perolehan proyek ini semakin mengukuhkan kompetensi WIKA di dalam mendukung infrastruktur Engineering-Procurement-Construction-Commissioning (EPCC) di Indonesia,” pungkasnya. 

 
Reporter: Nur Hana Putri Nabila