Emiten yang bergerak di bidang produksi dan penjualan emas batangan dan perhiasan emas, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), membidik pasar ekspor baru di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat (AS) untuk memperluas pasarnya. Saat ini perusahaan telah melakukan ekspor produknya ke India dan Uni Emirat Arab.
"Saat ini kami dalam proses untuk mendapatkan sertifikasi good delivery dari London Bullion Market Association (LBMA) karena ini sangat penting dan menjadi kunci competitive advantage," ujar Sandra Sunanto, Presiden Direktur HRTA, dalam Public Expose Live 2024, di Jakarta, Jumat (30/8).
Dengan sertifikasi tersebut, emas batangan Hartadinata bisa mendapatkan pengakuan standar internasional dan persepsi kualitas yang sama di seluruh dunia. Perusahaan menargetkan sertifikasi ini bisa diraih pada akhir 2025.
Menurut Sandra, perusahaan memilih negara-negara target ekspornya berdasarkan analisis mendalam terhadap potensi pasar dan peningkatan permintaan konsumen untuk produk emas berkualitas. Ekspansi merupakan salah satu strategi HRTA untuk memperkuat kehadirannya di pasar global dan mengoptimalkan portofolio ekspor sebagai salah satu pilar pertumbuhan perusahaan.
Direktur Keuangan HRTA Deny Ong mengatakan target pendapatan perusahaan tahun ini mencapai Rp 18 triliun. Adapun target laba bersih sepanjang tahun ini mencapai Rp 410 miliar.
Pada semester I 2024, perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp 8,24 triliun, meningkat 33,46% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 6,18 triliun. Pertumbuhan pendapatan ini ditopang oleh peningkatan penjualan emas murni sebesar 19,22% menjadi 7,42 ton pada semester I 2024 dibandingkan 6,23 ton pada semester I 2023. Perusahaan juga terbantu oleh kenaikan harga jual rata-rata (average selling price) produknya sebesar 12,02% menjadi Rp 1.104.944 per gram.
Hartadinata mencatatkan laba bersih Rp 205,63 miliar pada semester I 2024, naik 10,83% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penjualan grosir termasuk ekspor menyumbang 82,62% dari total penjualan. Adapun penjualan ritel berkontribusi sebesar 16,88%. Bisnis baru perusahaan di bidang gadai emas baru mengontribusikan pendapatan sebesar 0,45%.