PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 101,65 juta atau Rp 1,54 triliun (kurs: 15.168 per dolar AS) pada semester pertama 2024. Rugi tersebut naik 33% year on year (yoy) dari periode yang sama sebelumnya US$ 76,50 juta pada 2023.

Berdasarkan laporan keuangan GIAA yang dikutip Selasa (1/10), pendapatan usaha maskapai penerbangan tersebut sebesar US$ 1,62 miliar atau Rp 24,59 triliun hingga Juni 2024. Perolehan tersebut meningkat 16% (yoy) dari periode yang sama tahun lalu US$ 1,10 miliar.

Secara rinci, pendapatan Garuda Indonesia dari penerbangan berjadwal sebesar US$ 1,27 miliar.  Pendapatan tersebut terdiri dari penerbangan penumpang US$ 1,20 miliar dan penerbangan kargo hingga dokumen US$ 75,19 juta. 

Kemudian pendapatan dari segmen penerbangan tidak berjadwal sebesar US$ 177,69 juta sepanjang Januari–Juni 2024. Pendapatan tersebut terdiri dari haji US$ 148,27 juta dan charter US$ 29,69 juta. 

Adapun pendapatan dari segmen lainnya hingga Juni 2024 ini sebesar US$ 167,57 juta. Secara rinci, pendapatan tersebut ditopang oleh pemeliharaan dan perbaikan pesawat US$ 56,30 juta, pelayaran terkait penerbangan US$ 41,85 juta, dan jasa boga US$ 28,52 juta. Kemudian diikuti oleh biro perjalanan sebesar US$ 23,33 juta, fasilitas US$ 8,43 juta, hotel US$ 5,24 juta, transportasi US$ 1,08 juta, hingga lainnya US$ 2,78 juta. 

 Di samping itu, beban usaha GIAA membengkak 23% menjadi US$ 1,53 miliar hingga Juni 2024. Beban operasional penerbangan Garuda Indonesia US$ 839,12 juta, beban pemeliharaan dan perbaikan sebesar US$ 257,57 juta, dan beban kebandaraan US$ 123,05 juta.

 Kemudian beban umum dan administrasi US$ 103,41 juta, beban tiket, penjualan, dan promosi US$ 84,10 juta, beban operasional hotel sebesar US$ 9,29 juta. Tak hanya itu, beban operasional transportasi US$ 5,95 juta dan beban operasional jaringan US$ 2,29 juta. 

 Apabila melihat dari sisi neraca, total aset Garuda Indonesia hingga semester pertama 2024 sebesar US$ 6,54 miliar. Selain itu, total liabilitas sebesar US$ 7,93 miliar dan total ekuitas US$ 1,38 miliar hingga Juni 2024.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila