PT United Tractors Tbk (UNTR) semakin serius menggarap bisnis energi baru terbarukan (EBT). Setelah berinvestasi di sektor geothermal (panas bumi), perusahaan melirik pengembangan energi surya.
Direktur United Tractors Edhie Sarwono mengatakan emiten alat berat itu menunjukkan komitmennya di sektor energi terbarukan lewat investasi besar di sektor panas bumi. Perusahaan menyiapkan investasi hingga triliunan rupiah untuk bisnis EBT.
“Kami tetap bekerja sama dengan Supreme Group dalam berbagai kegiatan. Kami melakukannya dengan hati-hati dan penuh pertimbangan, jadi kami sangat serius,” kata Edhie kepada wartawan di Jakarta, Senin (7/10).
Di samping potensi panas bumi, Edhie mengatakan, United Tractors juga melihat potensi energi surya. Namun, ia menegaskan transisi ini tidak akan langsung menggantikan seluruh bisnis yang ada saat ini.
Ia menyebut hal ini dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah mengenai porsi energi terbarukan di Indonesia, yang harus disesuaikan dengan investasi yang sudah dilakukan oleh PLN dan pihak lainnya. Karena itu, perusahaan berupaya mencari keseimbangan dengan mengikuti kebijakan pemerintah dan kondisi pasar yang ada.
“Tapi kalau soal serius, kami sangat serius,” kata Edhie.
Eksplorasi Bisnis Energi Terbarukan
Sebelumnya, perusahaan alat berat, konstruksi, dan energi Grup Astra itu agresif mengeksplorasi potensi bisnis baru. Yang terbaru, United Tractors menuntaskan proses akuisisi perusahaan di sektor pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal, PT Supreme Energy.
Masuknya Astra ke bisnis geothermal makin memanaskan bisnis pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) bersama perusahaan besar lainnya di sektor ini seperti PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), hingga PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) melalui PT Medco Geopower Sarulla.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan Corporate Secretary UNTR, Sara K. Loebis, UNTR melalui perusahaan yang dikendalikannya, yakni PT Energia Prima Nusantara (EPN), telah menyelesaikan penandatanganan perjanjian pengambilan bagian saham dengan PT Supreme Energy dan PT Supreme Energy Sriwijaya (SES).
EPN mengambil sebanyak 984.127 lembar saham baru dalam SES yang setara dengan 49,6% kepemilikan dari total saham yang dikeluarkan oleh SES kepada EPN dengan nilai total transaksi US$ 51,87 juta atau sekitar Rp 805,48 miliar.
“Pada 27 Desember 2023, penutupan transaksi telah terjadi karena seluruh persyaratan pendahuluan dalam perjanjian telah terpenuhi oleh masing-masing pihak,” ujar Sara dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (5/1).