PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 16,3 triliun per September 2024. Laba BNI naik 3,52% jika dibandingkan dengan laba kuartal tiga tahun lalu Rp 15,75 triliun. Pertumbuhan laba BNI didorong oleh pemulihan pendapatan operasional dan kualitas aset yang terjaga dengan baik.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, kinerja solid BNI pada kuartal ketiga 2024 mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi baik domestik maupun global.
"Transformasi bisnis yang kami lakukan secara konsisten telah memperkuat fundamental BNI, sehingga memungkinkan kami untuk menangkap peluang dalam mempercepat pertumbuhan," ujar Royke dalam Konferensi Pers Virtual Paparan Kinerja Kuartal III 2024, Jumat (25/10).
BNI mencatatkan perbaikan kinerja terutama pada kuartal III 2024. Secara rinci, pendapatan operasional sebelum pencadangan atau PPOP mencapai Rp 8,8 triliun atau hampir menyentuh posisi tertingginya pada kuartal III tahun lalu sebesar Rp 8,9 triliun.
Pencapaian PPOP yang solid ini berasal dari kenaikan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) maupun pendapatan non bunga. NIM perseroan naik 40 basis poin secara kuartalan menjadi 4,4% ditopang oleh perbaikan yield kredit maupun penurunan biaya dana.
Penyaluran kredit naik 9,5% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 735 triliun ditopang oleh segmen berisiko rendah. Kredit korporasi blue chip, baik dari sektor swasta maupun badan usaha milik negara (BUMN) serta institusi pemerintah, kredit konsumer, dan kontribusi dari perusahaan anak menjadi sumber pertumbuhan terbesar.
”Fokus transformasi kami tahun ini telah memperbaiki struktur dana pihak ketiga dan kami berharap diversifikasi sumber dana ini akan lebih baik lagi ke depan,” tutur Royke.