Dharma Satya Nusantara (DSNG) Cetak Laba Rp 868 Miliar hingga Kuartal III 2024

Dok. DSNG
Emiten kelapa sawit, produk kayu, dan energi terbarukan, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), mencatatkan laba Rp 868 miliar hingga kuartal III 2024.
Penulis: Hari Widowati
30/10/2024, 17.55 WIB

Emiten kelapa sawit, produk kayu, dan energi terbarukan, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), mencatatkan laba Rp 868 miliar hingga kuartal III 2024. Laba perusahaan itu melejit 72% secara tahunanan (year-on-year).

Manajemen DSNG mengatakan segmen bisnis kelapa sawit tetap menjadi kontributor utama pendapatan perusahaan, dengan kontribusi 86% dari total pendapatan. Perusahaan mencatat penjualan naik 9% yoy menjadi Rp 7,2 triliun per September 2024.

Kinerja perusahaan juga ditopang oleh kenaikan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) untuk crude palm oil (CPO), palm kernel (PK), dan palm kernel oil (PKO). Harga jual rata-rata CPO naik 8% yoy menjadi Rp 12.421 per kg sedangkan harga jual rata-rata PK naik 28,2% menjadi Rp 6.559 per kg. Adapun harga jual rata-rata PKO naik 22,2% yoy menjadi Rp 16.014 per kg.

Pendapatan perusahaan dari produk kayu panel juga meningkat 13,2% yoy menjadi Rp 503 miliar seiring kenaikan volume penjualan. Perusahaan berhasil menangkap peluang pasar kayu yang banyak ditinggalkan oleh kompetitor saat tekanan ekonomi global terjadi pada tahun lalu.

"Perusahaan terus berupaya meningkatkan produktivitas dan menerapkan strategi tata kelola yang baik agar biaya produksi dapat dikendalikan dengan efektif," ujar Andrianto Oetomo, Direktur Utama DSNG, dalam keterangan tertulis, Rabu (30/10).

Hingga akhir 2023, perusahaan melakukan peremajaan tanaman sawit dengan menumbangkan 675 hektare pohon kelapa sawit yang kurang produktif. Perusahaan kemudian melakukan penanaman kembali di lahan seluas 500 ha agar usia tanamannya tetap produktif.

Segmen usaha energi terbarukan juga memberikan kontribusi melalui penjualan palm kernel shell (PKS) sebesar Rp 162 miliar. Komoditas ini menjadi salah satu produk ekspor utama perusahaan ke Jepang. Perusahaan bekerja sama dengan Erex Singapore Pte. Ltd. untuk mengekspor 82.000 ton PKS pada sembilan bulan pertama tahun ini.

Produksi Tandan Buah Segar Menurun

Andrianto mengungkapkan produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit pada kuartal ketiga tahun ini turun sebesar 5,1% yoy dari 1,64 juta ton menjadi 1,56 juta ton. Penurunan ini sejalan dengan penurunan produksi di industri kelapa sawit, terutama yang disebabkan oleh dampak cuaca kering yang terjadi sejak tahun lalu. Cuaca kering ini terutama terjadi di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

Perusahaan juga menyebut perbaikan rendemen (yield recovery) terhenti di sepanjang tahun ini. Alhasil, pertumbuhan output CPO secara industri juga mengalami perlambatan.

Meski demikian, sepanjang tahun ini perusahaan mencatat peningkatan pada tingkat ekstraksi minyak (oil extraction rate/EOR) sebesar 4,9% yoy menjadi 24,04%. Kadar free fatty acid (FFA) produk DSNG mencapai 2,84%, lebih baik dibandingkan dengan standar industri sebesar 3%. Kadar FFA yang lebih rendah ini membuat CPO yang dihasilkan berkualitas premium.

Perusahaan memiliki total aset Rp 17,4 triliun per September 2024, naik 7,8% yoy. Total kewajiban (liabilitas) DSNG mencapai Rp 7,8 triliun sedangkan ekuitasnya mencapai Rp 9,6 triliun.