Dampak Prabowo Hapus Utang Macet Petani dan UMKM ke Bank Mandiri

Fauza Syahputra|Katadata
Bank Mandiri
7/11/2024, 07.56 WIB

Bank Mandiri mengungkapkan dampak penghapusan utang macet satu juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM, termasuk petani dan nelayan, ke kinerja keuangan.

Kebijakan penghapusan kredit macet satu juta UMKM, termasuk petani dan nelayan itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah atau PP Nomor 47 Tahun 2024 yang ditandatangani Presiden Prabowo Subianto.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Teuku Ali Usman menyampaikan kebijakan Prabowo untuk menghapus kredit macet satu juta UMKM itu tidak memiliki dampak finansial terhadap neraca dan rugi laba perusahaan, karena kredit tersebut telah dihapus buku atau write off.

Kebijakan tersebut juga sejalan dengan komitmen Bank Mandiri untuk turut memperkuat perekonomian kerakyatan yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.

“Kebijakan penghapusan piutang macet ini adalah langkah strategis untuk memperkuat daya saing dan kapasitas UMKM di Indonesia secara jangka panjang dan mendorong ekonomi kerakyatan secara luas,” ujar Ali dalam keterangan pers, dikutip Kamis (7/11).

Bank Mandiri berharap kebijakan itu memberikan kesempatan pada pelaku UMKM untuk kembali produktif dan memperkuat daya saing di pasar.

“Berdasarkan analisis historis, rasio pengembalian atau recovery rate debitur hapus buku Kredit Usaha Rakyat dan Kredit Usaha Mikro atau KUR/KUM, khususnya petani dan nelayan nilainya tidak signifikan dibandingkan dengan kinerja keuangan Bank Mandiri,” ujar dia.

Bank Mandiri siap memperkuat akses perbankan bagi petani dan nelayan dalam mendukung program swasembada pangan. Bank milik negara ini juga menyatakan kesiapan mendukung program makan bergizi gratis.

Prabowo meneken PP Nomor 47 Tahun 2024 pada Selasa (5/11). Prabowo berharap program penghapusan utang macet UMKM ini dapat meningkatkan produksi pertanian dan hasil laut nelayan yang merupakan sumber pangan utama masyarakat domestik. Pemutihan utang itu diharapkan dapat membuat para petani, nelayan, peternak, dan pelaku UMKM dapat bekerja dengan tenang.

"Ini keyakinan bahwa rakyat Indonesia menghormati dan menghargai para produsen pangan yang sangat penting bagi kehidupan bangsa dan negara," kata Prabowo di Istana Merdeka Jakarta.

Para petani dan nelayan tersebut selama ini tidak bisa mendapatkan akses pinjaman ke perbankan karena masih memiliki catatan utang. Tanpa akses ke perbankan, para nelayan dan petani akhirnya meminjam dari rentenir dan pinjaman online alias pinjol.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail