PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) resmi membeli 30 ton emas dari pabrik milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur senilai US$ 12,5 miliar atau sekitar Rp 195,7 triliun. Hal tersebut demi dorong hilirisasi dan industrialisasi tambang berbasis sumber daya alam yang merupakan 17 program prioritas dari pemerintah.

Direktur Utama PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID), Hendi Prio Santoso, sinergi kedua perusahaan tersebut berdampak pada penghematan devisa negara. Hal itu karena negara tidak perlu impor bahan baku logam mulianya Antam. Dengan begitu, rakyat Indonesia dapat menikmati hasil sumber daya alam sendiri dari bahan baku hingga hasil jadinya. 

"Dari bahan baku sampai ke bahan jadinya yang berbentuk mulai dari setengah gram bahkan sampai satu kilogram," kata Hendi saat penandatanganan jual beli emas batangan antara PT Freeport Indonesia dan ANTM di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (7/11).

Tak hanya itu, menurutnya hal tersebut merupakan bukti dari hasil program hilirisasi yang digencarkan pemerintah. Hendi menilai sebagai holding BUMN, MIND ID, bakal mendorong sinergi antar anak usaha dan akan menjadi contoh dalam mendorong hilirisasi tambang.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, mengatakan sinergi ini merupakan kolaborasi antara anak usaha di bawah MIND ID. Ia menilai Freeport Indonesia memproduksi emas yang diserap oleh Antam sebagai pemasok kebutuhan industri.

Ia juga menyebut kolaborasi ini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional, mengingat sebelumnya Antam harus mengimpor emas senilai hingga US$ 12 miliar atau Rp 188,46 triliun (kurs: 15.705 per dolar AS).

“Tentu dengan adanya supply Freeport Indonesia yang tadinya kita impor berarti devisanya gak perlu keluar,” kata Yuliot dalam acara Sinergi Indonesia Emas bertajuk “Hilirisasi dan Industrialisasi Meningkatkan Nilai Tambah di Dalam Negeri,” di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (7/11). 

Selain itu, ia menyampaikan bahwa Kementerian ESDM menilai hilirisasi dalam negeri dapat meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi di dalam negeri. Berdasarkan data lima tahun terakhir, hilirisasi telah berkontribusi pada peningkatan nilai tambah ekonomi sekitar 2%, dengan nilai lebih dari Rp1.000 triliun. Pencapaian tersebut turut menciptakan lapangan kerja dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

“Mudah-mudahan kolaborasi ini akan memberi kesejahteraan lebih pada masyarakat dan akan memperkuat struktur perekonomian,” ucapnya.

Seiring dengan hal itu, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, mengatakan precious metal refinery (PMR) milik Freeport di Gresik akan mulai memproduksi emas batangan pada minggu kedua Desember. Diketahui PMR tersebut memiliki kapasitas produksi sebanyak 50 hingga 60 ton per tahun.

"Total yang bisa diproduksi dari PMR tersebut 50-60 ton tergantung dari kadar bijih yang di tambang, semakin tinggi kadar bijihnya semakin banyak emas yang bisa diproduksi," kata Tony.

Tak hanya itu, Tony menyebut kontrak jual beli tersebut akan berlangsung hingga lima tahun ke depan. Adapun nilai jual beli mencapai US$ 12,5 miliar atau senilai Rp200 triliun. Ia juga memastikan Freeport Indonesia siap memasok berapapun kebutuhan emas Antam.

"Ruang lingkupnya adalah 30 ton yang akan di-offtake oleh Antam. Kalau Antam butuh lebih kami siap," ujarnya,

 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila