HSBC Indonesia memberikan program Pembiayaan Rantai Pasokan Berkelanjutan (Sustainability Supply Chain Finance) pertamanya di Asia Selatan dan Tenggara. Pendanaan ini diberikan kepada salah satu produsen mortar premix terbesar di Indonesia, PT Cipta Mortar Utama (CMU) selaku bagian dari Saint-Gobain.

Pembiayaan tersebut bertujuan untuk membantu perusahaan dan pemasoknya mengurangi emisi karbon mereka. Hal ini sejalan dengan kebijakan Responsible Purchasing dari grup Saint-Gobain untuk mengurangi emisi karbon dalam lingkup 1, 2, dan 3 untuk mencapai emisi karbon nol bersih pada tahun 2050. 

Saint-Gobain sendiri adalah perusahaan di bidang konstruksi ringan dan berkelanjutan, manufaktur dan distribusi bahan dan solusi untuk pasar konstruksi, mobilitas, dan industri.

Sebagai bagian dari kebijakan Responsible Purchasing grup Saint-Gobain, pemasok dengan nilai pembelian tahunan di atas ambang batas tertentu dan di dalam pemetaan Risiko CSR diharuskan untuk berpartisipasi kepada penilaian (assessment) keberlanjutan yang dilakukan EcoVadis, salah satu penyedia intelijen dan peringkat keberlanjutan bisnis terbesar di dunia.

"Kami bangga memberikan program Sustainability Supply Chain Finance bagi para mitra bisnis kami. Dengan SSCF, kami menjawab tantangan modal kerja saat ini dan juga sebagai komitmen keberlanjutan kami," kata Ivana Ijaya selaku CEO Saint-Gobain Indonesia dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (13/11).

Mekanisme pembiayaan inovatif ini membantu klien menerapkan sumber yang berkelanjutan dan mengurangi jejak karbon dalam rantai pasokan mereka seperti emisi Lingkup 3, sambil menjaga kesinambungan di seluruh rantai pasokan.

SSCF menggunakan Indikator Kinerja Utama (KPI) untuk memberi insentif kepada pemasok untuk terus meningkatkan kinerja keberlanjutan mereka. Mekanisme pembiayaan ini memberi pemasok akses ke  pembiayaan atau persyaratan pendanaan yang lebih kompetitif  ketika mereka memenuhi langkah-langkah keberlanjutan yang telah ditentukan sebelumnya.

Riko Tasmaya selaku Managing Director Wholesale Banking HSBC Indonesia mengaku bangga meluncurkan program Sustainability Supply Chain Finance untuk membantu PT CMU mengurangi emisi gas rumah kaca dari rantai pasokan mereka. Pembiayaan ini sekaligus mendukung para pemasok perusahaan mereka di Indonesia untuk mengadopsi praktik berkelanjutan.

Hal ini sejalan dengan ambisi kami untuk mendukung klien kami mengurangi emisi tidak hanya dalam lingkup 1, tetapi juga 2 dan 3, serta berkontribusi pada target Indonesia untuk mengurangi emisi,» katanya.

Sektor industri Indonesia, yang meliputi industri emisi berat seperti produksi baja dan semen hingga manufaktur makanan dan tekstil, menyumbang hampir 75 persen dari total emisi gas rumah kaca (GRK) negara..

Riko mengimbuhkan, mengurangi emisi GRK dari sektor ini, yang juga meliputi pemasok dalam rantai pasokan mereka, dapat memberikan kontribusi dalam mengurangi emisi GRK di Indonesia. Selain itu, dengan memberikan pembiayaan yang kompetitif dan wajar kepada pemasok, hal ini pada gilirannya memberi mereka fleksibilitas finansial untuk mematuhi standar keberlanjutan internasional.

Tonggak sejarah ini menyoroti upaya kolaboratif Saint-Gobain dan HSBC untuk menetapkan tolok ukur baru untuk keberlanjutan di kawasan ini.