Laba bersih PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau Telkom turun 9,35% secara tahunan alias year on year (yoy) menjadi Rp 17,7 triliun selama Januari - September. Salah satu penyebabnya yakni penurunan pendapatan bisnis legacy atau telepon dan SMS.
“Masalah fundamental kami itu legacy, yang turun sembilan bulan ini. Pada dasarnya memang tidak ada investasi lagi. Tahun depan, kami masih akan terkena dampak legacy ini,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi pada jumpa pers di Semarang, Jumat (15/11).
Telkom mencatatkan pendapatan naik tipis 0,9% yoy menjadi Rp 112,2 triliun. Rinciannya sebagai berikut:
- Telepon selular turun 34,9% menjadi Rp 4,7 triliun
- SMS naik 6,1% menjadi Rp 2,6 triliun
- IndiHome naik 1,6% menjadi Rp 19,6 triliun
- Internet dan data seluler tumbuh 1,86% menjadi Rp 54,5 triliun
Rincian kinerja keuangan Telkom lainnya selama Januari - September sebagai berikut:
- EBITDA atau laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi: Rp 56,6 triliun
- Margin EBITDA: 50,5%
- Laba bersih: Rp 17,7 triliun
- Margin laba bersih: 15,8%
- Laba bersih operasional: Rp 18,6 triliun
- Margin laba bersih operasional 16,6%
Telkomsel menjadi anak usaha yang berkontribusi paling besar terhadap pendapatan Telkom, yakni Rp85,2 triliun atau sekitar 76% dari total pendapatan grup. Namun, laba bersih Telkomsel turun 10,9% menjadi Rp 4,9 triliun.