PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berencana untuk menambah pembiayaan di sektor pertambangan. Langkah ini diambil sebagai upaya memanfaatkan peluang, di saat banyak bank lain mulai menghindari pembiayaan di sektor tersebut.
"Peluang, yaitu sementara bank asing tidak main, berarti harus tugas perusahaan untuk melanjutkan agent of development ini,” kata Freddy di Minerba Expo di Jakarta, Senin (25/11).
Namun demikian Freddy juga menyebut Bank Mandiri akan tetap melanjutkan pembiayaan energi baru dan terbarukan atau EBT. Ia menegaskan Bank Mandiri ingin pembiayaan baru bara dan energi terbarukan seimbang sesuai dengan komitmen perusahaan dan pemerintah yaitu Indonesia Maju 2025.
Chief Economist PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), David Sumual, menjelaskan, sektor pertambangan mineral dan energi memiliki prospek yang menjanjikan. Ia menjelaskan bahwa sektor ini, termasuk batu bara, merupakan salah satu penyumbang nilai ekspor terbesar bagi Indonesia.
"Untuk negara berkembang seperti Indonesia, kesepakatan globalnya ini agak extended. Jadi masih bisa punya peluang sampai 2060 untuk net zero emission sebenarnya yang sesuai dengan kesepakatan globalnya,” kata David.
Sebagai informasi, BMRI mencatatkan total portofolio berkelanjutan senilai Rp 285 triliun pada kuartal III 2024, naik 12,8% secara tahunan atau year on year atau yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari nilai ini, komposisi portofolio hijau tumbuh signifikan 16,4% mencapai Rp 142 triliun.