PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) tengah menjajaki sejumlah proyek smelter baru yang direncanakan akan mulai direalisasikan pada awal 2025. Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Vijaya menjelaskan, langkah ini semakin memperkuat kepercayaan diri perusahaan dalam menggarap proyek smelter.
Ia menjelaskan, sejak 2013 hingga saat ini, WIKA telah berhasil menyelesaikan lima proyek smelter, yang menjadi bukti kemampuan perusahaan dalam menangani proyek strategis di sektor industri. Dengan pengalaman ini, WIKA optimistis dapat terus memberikan kontribusi signifikan melalui proyek smelter baru yang sedang dipersiapkan.
"WIKA sudah mengerjakan proyek smelter lebih dari 5 proyek sampai sekarang, dengan nilai yang kurang lebih mencapai di atas Rp 1 triliunan," kata Mahendra dalam paparan publik virtual Wijaya Karya, Kamis (28/11).
Smelter merupakan fasilitas industri memiliki fungsi memproses bijih mineral menjadi logam murni atau paduan logam. Proses smelting melibatkan tahap peleburan dan pemisahan logam dari bahan mentahnya
Selain itu, Mahendra juga menyampaikan tanggapan Wijaya Karya mengenai kebijakan pemerintahan baru tentang pembatasan anggaran infrastruktur. Ia menyebut WIKA akan melihat dan mendalami kebijakan pemerintahan baru tersebut. Tentunya, perusahaan tetap mendukung program pemerintahan Presiden Prabowo.
"Diharapkan outlook di 2025 nanti akan banyak proyek-proyek yang sejalan dengan program asta cita Presiden Prabowo seperti peningkatan fasilitasi hilirisasi, peningkatan proyek-proyek untuk mendukung sumber daya air, dan sebagainya," tuturnya.
Sebagai informasi, WIKA memang terlibat dalam penggarapan beberapa proyek smelter seperti smelter nikel di Kolaka yang bekerja sama dengan PT Ceria Metalindo Indotama atau CMI. Proyek smelter ini dibangun untuk pabrik pengolahan dan pemurnian nikel di Wolo, Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Selain itu ada Smelter Manyar yang merupakan fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga kedua yang dimiliki oleh PT Freeport Indonesia. Smelter ini dibangun di Kawasan Java Integrated Industrial Estate (JIIPE), Gresik seluas 100 hektare. Smelter Manyar memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun.
Saat itu pada 2022 yang lalu, Wijaya Karya mendapatkan fasilitas kredit modal kerja kontraktor dari PT Bank Tabungan Negara Tbk atau BBTN sebesar Rp 340 miliar dan nilai penjaminan sebesar Rp 425 miliar.