Emiten migas PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) membidik kenaikan pendapatan double digit setelah perusahaan mencatatkan sahamnya melalui initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Utama Raharja Energi Cepu, Alexandra Sinta Wahjudewanti, mengatakan produksi minyak dan gas dari Blok Cepu dan Blok Jabung menjadi penopang pendapatan emiten Happy Hapsoro itu.
“Mudah-mudahan double digit ya (kenaikan pendapatannya),” kata Sinta di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (8/1).
Berdasarkan laporan keuangan RATU, hingga semester pertama 2024 perusahaan migas itu meraup pendapatan usaha sebesar US$ 27,95 juta atau Rp 452,98 miliar. Angka pendapatan itu naik signifikan dari posisi periode yang sama tahun sebelumnya di level US$ 11,51 juta.
Seiring dengan kenaikan pendapatan, RATU juga membukukan laba bersih mencapai US$ 7,39 juta Rp 119,84 hingga semester pertama 2024. Pencapaian laba bersih itu naik dari posisi periode yang sama tahun sebelumnya di angka US$6,14 juta pada 2023 lalu.
Sinta mengatakan produksi minyak dan gas dari dua blok konsesi di wilayah kerja Cepu dan Jabung diperkirakan akan meningkat tahun depan. Ia mengatakan RATU menargetkan tambahan produksi dari Blok Cepu dapat tercapai seiring dengan kegiatan eksplorasi lanjutan melalui program Banyu Urip Infill Clastic (BUIC).
Program eksplorasi BUIC ini diproyeksikan akan menambah lifting minyak hingga 49,92 juta barel minyak setara (MMSTB) hingga tahun 2034.
Rencana Perusahaan Setelah IPO
Perusahaan energi yang masuk sebagai emiten baru urutan ketiga pada tahun ini berencana menggunakan seluruh dana hasil IPO untuk kebutuhan anak-anak usahanya. Dana IPO senilai Rp 157,36 miliar akan dipinjamkan kepada anak perusahaan, PT Raharja Energi Tanjung Jabung, untuk memenuhi kewajiban pembayaran Cash Call dari PetroChina International Jabung Ltd., terkait pengelolaan Blok Jabung.
Jumlah kebutuhan dana untuk Cash Call ini sekitar US$ 10 juta atau setara dengan Rp 159,42 miliar sehingga terdapat kekurangan sekitar Rp 2,05 miliar yang akan ditutup dengan dana dari kas internal Perseroan.
Apabila dana tersebut dikembalikan kepada perseroan, dana akan digunakan untuk pengembangan usaha, khususnya studi kelayakan pada blok-blok migas, yaitu wilayah perizinan pemerintah untuk eksplorasi, pengembangan, dan produksi minyak dan gas bumi.
Dana IPO sebesar Rp 34,96 miliar akan dipinjamkan kepada perusahaan asosiasi, yaitu PT Petrogas Jatim Utama Cendana, yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional melalui pemenuhan kewajiban pembayaran cash call dari ExxonMobil Cepu Ltd. Selanjutnya, sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, termasuk remunerasi karyawan, pengurus, dan pengawas (direksi dan Dewan Komisaris RATU), serta biaya operasional perseroan.
Adapun hasil penjualan saham divestasi yang ditawarkan oleh pemegang saham penjual sebanyak 352.957.000 saham biasa atas nama RAJA dalam IPO ini, setelah dikurangi biaya emisi dan biaya lainnya yang dihitung secara proporsional dengan biaya emisi saham baru, sepenuhnya akan diberikan kepada pemegang saham penjual. Perseroan tidak akan menerima bagian dari hasil penjualan saham divestasi tersebut.