Laba Bank Sampoerna Susut 79% Jadi Rp 10,7 Miliar, Intip Strategi Perusahaan
PT Bank Sahabat Sampoerna atau Bank Sampoerna mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 10,7 miliar hingga akhir kuartal ketiga 2025. Jumlah tersebut merosot 79,54% dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 52,31 miliar.
Merujuk keterangan resmi dari perseroan, hingga akhir September 2025, total penyaluran kredit Bank Sampoerna mencapai Rp 11,5 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar 64,53% disalurkan kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Direktur Finance & Business Planning Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengatakan, ketatnya persaingan pasar menjadi tantangan utama bagi penyaluran kredit ke sektor UMKM tahun ini. Namun, pihaknya menilai pelaku UMKM tetap memiliki semangat tinggi untuk bertahan dan tumbuh.
“Kami terus melakukan tinjauan berkala terhadap kemampuan pelaku UMKM dalam menyerap penyaluran kredit dan dengan tantangan yang tidak mudah, kami tetap berkomitmen untuk membantu pelaku UMKM bertumbuh,” ujar Henky dalam keterangan resmi dikutip Senin (10/11).
Henky menambahkan, selain pembiayaan, menjaga arus kas yang sehat juga menjadi faktor penting bagi pelaku UMKM. Oleh karena itu Bank Sampoerna berkomitmen memperkuat manajemen arus kas sekaligus mendorong keberlanjutan usaha mitra UMKM-nya.
Dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) Bank Sampoerna tercatat sebesar Rp 13 triliun hingga akhir September 2025. Mayoritas terdiri dari dana deposito senilai Rp 10,5 triliun. Komposisi dana murah atau CASA juga meningkat menjadi 19,2%, naik 4,8% secara tahunan atau year on year.
Keseimbangan antara penyaluran kredit dan penghimpunan DPK membuat rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) terjaga di level 88,30%, naik dari 84,5% pada periode yang sama tahun lalu. Sementara margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) tercatat stabil di level 4,4%. Dari sisi kualitas aset, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross berada di level 4,12%, sedangkan NPL net tercatat sebesar 2,45%.
CEO Bank Sampoerna Ali mengatakan, komitmen dukungan terhadap UMKM juga tercermin melalui kolaborasi dengan lebih dari 50 mitra strategis, termasuk perusahaan fintech, multifinance, koperasi dan institusi keuangan lainnya.
“Kemitraan ini menjadi bukti nyata keberpihakan bank kepada UMKM,” ujarnya.
Kolaborasi tersebut diwujudkan melalui pengembangan layanan Bank as a Service (BaaS), yang memperluas jangkauan layanan perbankan hingga ke pelosok daerah. Selama sembilan bulan pertama tahun ini, transaksi digital melalui virtual account, QRIS dan host-to-host fund transfer mencapai 331 juta transaksi dengan nilai total Rp 102 triliun, melonjak 16 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.