BI Borong Surat Utang Negara Rp 172 Triliun untuk Perkuat Rupiah

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) meyakini aliran modal asing akan kembali masuk ke Indonesia setelah pandemi corona mereda.
31/3/2020, 17.49 WIB

Bank Indonesia tercatat telah membeli surat utang negara mencapai Rp 172,5 triliun sejak awal tahun hingga saat ini guna menstabilkan nilai tukar rupiah.. Dari keseluruhan total tersebut Rp 166,2 triliun merupakan pembelian SBN dari pasar sekunder yang dilepas investor asing.

"Rp 166,2 triliun itu adalah pembelian SBN dari pasar sekunder yang memang dilepas oleh investor asing," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (31/3).

Pembelian SBN dilakukan sebagai salah satu langkah stabilisasi pasar, terutama nilai tukar rupiah. BI pun memastikan akan terus berada di pasar dan melakukan kebijakan intervensi tiga lapis alias triple intervention jika dibutuhkan.

Kebijakan tersebut terdiri dari intervensi di pasar spot, Domestic Non-Delivery Forward (DNDF), dan pembelian SBN di pasar sekunder. "Itu triple intervention kami terus berada di pasar untuk melakukan itu," ucap dia.

(Baca: Pemerintah Siapkan Insentif Pajak dan Stimulus KUR Senilai Rp 70,1 T)

Secara akumulasi, BI mencatat telah terjadi aliran modal asing keluar dari Indonesia atau outflow  sebesar Rp 145,1 triliun sepanjang tahun ini. Secara rinci, outflow terbesar berasal pada instrumen SBN sebesar Rp 131,1 triliun, saham Rp 9,9 triliun, dan sisanya dari portofolio investasi obligasi.

Perry menilai, keluarnya modal asing tersebut murni disebabkan oleh kepanikan pasar akibat pandemi. "Namun outflow ini sekarang sudah sedikit mereda meski ketidakpastian masih tinggi," ucap dia.

(Baca: AS Tambah Stimulus Rp 9.600 Triliun, Rupiah Menguat ke Rp 16.130 /US$)

Orang nomor satu di bank sentral tersebut pun meyakini, modal asing yang cukup deras akan kembali ke Indonesia jika kekhawatiran mereda. Dirinya pun mengaku terus berkoordinasi dengan seluruh investor global di tengah persebaran virus corona,

"Investor masih berpandangan positif terhadap Indonesia. Kepanikan yang terjadi memang kepanikan global. Tetapi para investor tetap berkomitmen," tutup dia.

Reporter: Agatha Olivia Victoria