Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,2 - 4,6%. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, pemangkasan tersebut seiring tantangan persebaran virus corona bagi pertumbuhan ekonomi domestik.
"Perlambatan ini seiring penurunan prospek pertumbuhan ekspor barang Indonesia akibat perlambatan perekonomian global," kata Perry dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (19/3).
Perry memperkirakan ekspor jasa terutama sektor pariwisata turun akibat terhambatnya proses mobilitas antar negara untuk memitigasi risiko penularan virus corona. Kemudian, investasi non-bangunan juga berisiko melambat dipengaruhi menurunnya prospek ekspor barang dan jasa serta terganggunya rantai produksi.
Dia mengatakan, perlambatan ekspor terjadi lantaran melambatnya prospek pertumbuhan ekonomi dunia. BI pun memperkirakan ekonomi global 2020 hanya tumbuh 2,5%. "Lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 2,9% dan juga proyeksi sebelumnya sebesar 3%," ucap dia.
(Baca: Corona Meluas, BI Pangkas Lagi Bunga Acuan 0,25% & Pertumbuhan Ekonomi)
Lebih lanjut, dia menilai prospek pertumbuhan ekonomi dunia yang menurun terjadi akibat terganggunya rantai penawaran global, turunnya permintaan, dan melemahnya keyakinan pelaku ekonomi.
Data Februari 2020 menunjukkan berbagai indikator ekonomi global seperti keyakinan pelaku ekonomi, Purchasing Manager Index (PMI), serta konsumsi dan produksi listrik pun menurun tajam.
Perry mengatakan bahwa penyebaran virus corona ke banyak negara di luar Tiongkok yang cukup pesat memberikan tekanan kepada perekonomian dunia. Hingga 18 Maret 2020, pandemi ini telah menyebar ke 159 negara, tidak hanya di kawasan Asia, tetapi juga Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Perkembangan ini menyebabkan ketidakpastian yang sangat tinggi, menurunkan kinerja pasar keuangan global, menekan banyak mata uang dunia, serta memicu pembalikan modal kepada aset keuangan yang dianggap aman.
(Baca: Tertekan Dampak Corona, Apindo Proyeksi Ekonomi Hanya Tumbuh 4,5%)
Meski begitu, dia memperkirakan perekonomian global akan kembali bergairah pada 2021 dan tumbuh 3,7%, lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya 3,4%. Pertumbuhan tersebut merupakan proyeksi jika pandemi corona telah berakhir.
Sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi global, ekonomi nasional pada 2021 juga ikut meningkat. BI memprediksi pada 2021 ekonomi INdonesia tumbuh 5,2 - 5,6%, salah satunya juga didorong upaya pemerintah memperbaiki iklim investasi melalui RUU Omnibus Law Cipta Kerja dan perpajakan.