Kurs Rupiah Tembus Rp 15 Ribu per dolar AS, BI Intervensi Pasar

KATADATA/ Arief Kamaludin
Ilustrasi. Kurs Jakarta Interbank Dolar Spot atau JISDOR bahkan menempatkan rupiah di posisi Rp 15.083 per dolar AS.
17/3/2020, 12.46 WIB

Nilai tukar rupiah pada perdagangan pasar spot siang ini melemah 0,83% ke level Rp 15.057 dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Dolar Spot atau JISDOR bahkan menempatkan rupiah di posisi Rp 15.083 per  dolar AS. 

Kurs JISDOR yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pukul 10.00 melemah dibandingkan posisi kemarin Rp 14.018 per dolar AS. 

Adapun BI telah melakukan intervensi antara lain di pasar domestic non-delivery forward. Dari hasil lelang sesi pagi ini, BI menetapkan kurs dolar DNDF untuk tenor Rp 15.090 dan memenangkan US$ 40 juta.

Sementara kurs dolar DNDF untuk tenor 3 bulan ditetapkan sebesar Rp 15.331, tetapi tidak ada penawaran yang masuk.

Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam menilai Bank Indonesia tak dapat berbuat banyak guna menahan pelemahan rupiah. Kekhawatiran investor akibat pandemi virus corona yang menjadi penyebab pelemagan rupiah terlalu besar dan luas. 

"BI saat ini hanya dapat menjaga volatilitasnya," ujar Piter kepada Katadata.co.id, Selasa (17/3). 

(Baca: Status Darurat Bencana Virus Corona Diperpanjang hingga 29 Mei 2020)

Menurut dia, pelemalahan rupiah tak menjadi masalah sepanjang volatilitasnya terjaga. Pemerintah juga dapat membantu menjaga volatilitas rupiah dengan menenangkan pasar melalui stimulus fiskal yang lebih efektif. 

"Kemarin stimulus pembebasan pajak penghasilan sementara  berlaku untuk sektor manufaktur saja, saya rasa dapat diperluas karena banyak sektor lain yang juga terdampak," kata dia. 

Sementara itu, Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam menjelaskan pelemahan terjadi lantaran investor khawatir dengan kondisi perekonomian global saat ini. Pelemahan rupiah pun akan menahan aliran modal asing masuk meski The Fed bakal menggelontorkan likuiditas. 

"Tertahan karena risiko nilai tukar meningkat. Tapi saat ini aliran modal masuk memang sudah terhenti," ujar Piter.

(Baca: IHSG Anjlok di Bawah 4.500, Terseret Bursa Saham Global)

Guna menahan pelemahan rupiah, menurut dia, BI dapat  meningkatkan injeksi likuiditas ke perekonomian. Injeksi dapat dilakukan melalui operasi moneter yang lebih bersifat ekspansif.

Di sisi lain, kurs rupiah yang melemah sangat tajam ini dinilai ia berpotensi menganggu kinerja impor. Hal ini kareena barang-barang impor akan menjadi lebih mahal.

Pelemahan rupiah, menurut dia, sebenarnya dapat berdampak positif bagi ekpor lantaran membuat harga barang dari Indonesia lebih murah. Namun dalam kondisi permintaan global turun seperti saat ini, pelemahan rupiah tak akan membantu banyak kinerja ekspor.

Reporter: Agatha Olivia Victoria