Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat pagi ini. Rupiah dibuka naik 0,32% ke level Rp 14.305 per dolar AS, seiring pengumuman rencana pemberian stimulus dari beberapa negara maju guna mengantisipasi dampak lanjutan ekonomi akibat wabah corona.
Menurut Bloomberg, rupiah menempati urutan kedua mata uang Asia terkuat pagi ini setelah yen Jepang dengan kenaikan 0,77%. Urutan berikutnya ada won Korea Selatan 0,03%, dan peso Filipina 0,05%.
Di sisi lain, mayoritas mata uang Asia justru masih melemah seperti dolar Hong Kong yang turun 0,02%, dolar Singapura 0,01%, dolar Taiwan 0,07%, rupee India 0,41%, yuan Tiongkok 0,09%, ringgit Malaysia 0,12%, dan baht Thailand 0,06%.
(Baca: Corona Picu Kepanikan Pasar, Rupiah Anjlok ke 14.342 per Dolar AS)
Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, beberapa negara maju hampir serentak mengumumkan rencana stimulus. "Rencana ini telah membantu meningkatkan minat pasar terhadap aset berisiko," ujar Tjendra kepada katadata.co.id, Rabu (11/3).
Sejumlah negara ekonomi maju dunia seperti AS, Jepang, Inggris dan Australia kemarin berencana menggelontorkan stimulus ekonomi. Langkah tersebut dilakukan dalam mengatasi ancaman krisis keuangan negaranya akibat wabah virus corona.
(Baca: Kekhawatiran Corona Bayangi Pasar, Rupiah Tembus Rp 14.401 per Dolar)
Namun demikian, Tjendra menilai pasar keuangan masih volatil. Ini karenakan kekhawatiran pasar terhadap virus corona masih besar. "Bila ekspektasi pasar terhadap stimulus tidak terpenuhi, sentimen negatif bisa kembali masuk ke pasar keuangan," kata dia.
Oleh karena itu, dia pun memperkirakan nilai tukar rupiah kemungkinan akan terkonsolidasi hari ini. Pergerakan rupiah berpotensi berada di antara Rp 14.280 - 14.400 per dolar AS.