Sentimen negatif virus corona masih membayangi pergerakkan nilai tukar rupiah. Pada perdagangan pasar spot, Selasa (10/3) rupiah dibuka menguat 0,01% ke level Rp 14.390 per dolar AS, meski sesaat setelahnya, rupiah langsung melemah 0,06% ke level Rp 14.401 per dolar AS.
Adapun pada pukul 09.54 WIB, rupiah kembali bergerak menguat ke level Rp 14.375 per dolar AS.
Pelemahan nilai tukar juga dialami sebagian mata uang Asia. Mengutip Bloomberg, yen Jepang turun 1,05%, dolar Singapura 0,05%, rupee India 0,41%, dan ringgit Malaysia 0,3%.
(Baca: Corona Picu Kepanikan Pasar, Rupiah Anjlok ke 14.342 per Dolar AS)
Sedangkan mata uang Asia yang menguat dicatat dolar Hong Kong 0,01%, dolar Taiwan 0,26%, won Korea Selatan 0,57%, peso Filipina 0,13%, yuan Tiongkok 0,1%, dan baht Thailand 0,27%.
Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendta menyatakan, sentimen negatif masih menekan aset berisiko. Salah satunya terkait masih maraknya kekhawatiran pasar akan penyebaran wabah corona.
"Ini karena kekhawatiran virus corona berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi global," ujar Tjendra kepada katadata.co.id.
Tak hanya itu, kekhawatiran corona turut menyebabkan Indeks Saham Dow Jones mencatat penurunan harian terbesar dalam sejarah dengan angka lebih dari 2013 poin.
(Baca: Suspek Corona Bertambah, Kurs Rupiah Melemah ke 14.255 per Dolar AS)
Namun, dia juga menjabarkan sejumlah kabar baik yang diharapkan mampu direspons positif pasar, terkait rencana penggelontoran stimulus ekonomi beberapa negara seperti Italia, Jepang, AS dan Kanada.
"Langkah tersebut guna menopang perekonomian masing-masing mengahadapi dampak negatif corona," katanya.
Sepanjang hari ini Tjendra memperkirakan rupiah berpotensi tertekan dengan arah resisten Rp 14.500 per dolar AS serta support di kisaran Rp 14.260 per dolar AS.
Pergerakkan rupiah pagi ini lebih lanjut digambarkan dalam databoks berikut: