Terpukul Corona, Rupiah Lesu saat Ekonomi Terancam Tumbuh di Bawah 5%

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Karyawan menghitung uang rupiah pecahan 100 ribu di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (23/9/2019).
5/3/2020, 19.34 WIB

Tekanan terhadap nilai tukar rupiah masih berlanjut. Rupiah ditutup melemah 0,44% ke level Rp 14.175 per dolar AS pada perdagangan di pasar spot, Kamis (5/3). Rupiah kembali melemah di tengah prediksi melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan domestik akibat virus corona.

Selain rupiah, sebagian mata uang Asia melemah terhadap dolar AS. Pelemahan dipimpin baht Thailand 0,81%. Peso Filipina, rupee India, yuan Tiongkok, dan dolar Singapura juga terkoreksi tapi tipis kurang dari 0,2%. Sedangkan yen Jepang, won Korea Selatan, dan ringgit Malaysia tercatat menguat masing-masing 0,6%, 0,54%, dan 0,38%.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menilai, isu perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat virus corona menjadi kekhawatiran utama pasar. "Virus corona yang sudah menyebar di berbagai negara berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Ibrahim kepada Katadata.co.id, Kamis (5/3).

(Baca: Asosiasi Pengusaha Sebut Penjualan Turun hingga 30% Imbas Corona)

Ia pun menyinggung tentang prediksi pertumbuhan ekonomi 4,7%-5% tahun ini yang disampaikan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Rabu (4/3) malam. Meskipun, pemerintah menyatakan tengah menyusun strategi untuk menopang ekonomi agar tetap di level 5%.

Salah satu starteginya yaitu pemberian insentif atau relaksasi kebijakan untuk memacu industri dalam negeri agar bertumbuh. Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) juga terus melakukan penjagaan ketat terhadap rupiah, yang ditunjukkan dengan intervensi di pasar valas dan obligasi.

Dalam perdagangan besok, ia memprediksi rupiah dibuka menguat, meskipun masih ada potensi menyentuh level Rp 14.200 per dolar AS. Ia mempreMata uang Garuda diprediksikan berada di kisaran Rp 14.120 - 14.200 per dolar AS.