Inflasi pada Februari diperkirakan mencapai 0,16% secara bulanan, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 0,39%. Perkiraan inflasi yang lebih rendah terutama ditopang oleh penurunan harga bahan bakar minyak terutama jenis Petramax.
"Penurunan disebabkan oleh kembali menurunnya harga Pertamax pada awal Februari seiring dengan melemahnya harga minyak dunia," ujar Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Katadata.co.id, Senin (2/3).
Pada awal Februari, PT Pertamina kembali menurunkan harga Pertamax sebesar Rp 200 menjadi Rp 9.00o per liter untuk wilayah Jakarta dan lainnya. Josua juga memperkirakan inflasi tahunan Februari mencapai 2,86%, meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat 2,68%.
Selain didukung oleh komponen harga yang diatur pemerintah, inflasi Februari yang rendah juga didukung relatif stabilnya inflasi harga yang bergejolak. Sejumlah harga pangan tercatat turun, seperti harga cabai rawit 7,38% dan telur ayam t,13%.
(Baca: Pasar Saham Asia Masih akan Rontok Tertekan Dampak Virus Corona )
Adapun kenaikan harga terjadi pada bawang putih 44,12%, bawang merah 5,7%, dan cabai merah 5,14%.
"Sementara inflasi inti cenderung stabil di kisaran 2,87% secara tahunan dari bulan sebelumnya yang tercatat 2,88%," ucap dia.
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indoenesia Ryan Kiryanto memperkirakan nflasi bulan lalu akan mencapai level 0,45%. Sementara secara tahunan, inflasi diperkirakan berada di lvel 2,75% dan inflasi inti 2,96%.
(Baca: Bimbang Tawaran Tiket Pesawat Murah dan Kekhawatiran Virus Corona)
Pertimbangannya, terdapat kenaikan harga bahan pangan seperti daging ayam, telur ayam, bawang putih, cabai, dan gula pasir.
"Wabah corona marak pada bulan Januari dan Februari menyebabkan impor bawang putih sedikit tersendat dan pembatasan suplai mempengaruhi harga di pasar," ujar Ryan kepada Katadata.co.id.