Bank Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini masih mampu tumbuh di atas 5%. Wabah virus corona diperkirakan berdampak signifikan di kuartal pertama dan membaik pada kuartal berikutnya.
Sebelumnya, BI memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun ini dari 5,1% hingga 5,5% menjadi 5% hingga 5,4%. Proyeksi tersebut dipangkas lantaran menghitung dampak wabah virus corona yang merembet ke perekonomian Tiongkok dan global.
“Di kuartal I ekonomi kita akan merosot, tapi di kuartal dua hingga empat akan membaik lagi. Kami proyeksi di pertumbuhan global juga demikian,” ujar Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, IGP Wira Kusuma pada Sabtu (29/2).
(Baca: Obral Tiket Pesawat Imbas Corona, Jakarta-Yogyakarta Mulai Rp 300 Ribu)
Guna menangkal dampak perlambatan ekonomi, BI telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 0,25% ke level 4,75%. Namun, efek kebijakan ini terhadap bunga kredit dan pertumbuhan ekonomi dinilai membutuhkan waktu.
BI juga meyakini beragam stimulus yang disiapkan pemerintah akan membawa hasil. Stimulus tersebut, antara lain omnibus law terkait perpajakan dan cipta kerja.
“Salah satu yang sedang diupayakan pemerintahan saat ini adalah omnibus law. Itu kalau berhasil dengan baik, akan meningkatkan investasi,” kata IGP Wira Kusuma.
(Baca: Korban Tewas Virus Corona Hampir 3.000, AS Laporkan Kematian Pertama)
Senada, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai pertumbuhan ekonomi masih berpeluang terjaga di tengah wabah virus corona. Dengan catatan, konsumsi masyarakat terjaga lantaran porsi terhadap perekonomian mencapai 55%.
“Seandainya itu tetap bisa dijaga dengan baik, akan bisa menopang pertumbuhan full year kita pada 2020,” ujar Josua.
Untuk itu, pemerintah antara lain perlu mengoptimalkan belanja agar lebih produktif. Reformasi struktural juga dapat mendukung pemenuhan target perekonomian tahun ini.