Nilai tukar rupiah pada pasar spot sore ini, Senin (24/2) melemah 0,81% ke level 13.871 per dolar Amerika Serikat. Rupiah merosot cukup tajam seiring kekhawatiran pasar yang meningkat akibat perluasan wabah virus corona.
Mayoritas mata uang Asia melemah terhadap dolar AS. Mengutip Bloomberg, pelemahan paling tajam terjadi pada won Korea Selatan mencapai 0,9%, disusul rupiah, ringgit Malaysia 0,8%, baht Thailand 0,33%, dolar Singapura 0,29%, rupee India 0,25%, dolar Taiwan 0,21%, dolar Hong Kong 0,08%, peso Filipina 0,03%, dan yuan Tiongkok 0,03%. Sementara yen Jepang berhasil menguat 0,27%.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR yang dipublikasikan di situs BI pukul 10.00 WIB, rupiah melemah 86 poin ke level Rp 13.863 per dolar AS.
(Baca: RI Dianggap Negara Maju, Keringanan Tarif dari AS Berpotensi Dicabut)
Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai, kekhawatiran pasar kembali meningkat karena penyebaran virus corona menunjukkan kenaikan di beberapa lokasi. Terutama, di negara di luar pusat wabah, seperti di Korea, Jepang, Iran, dan sebagainya.
"Kekhawatiran ini mendorong pasar masuk ke aset safe haven seperti emas dan obligasi pemerintah AS," kata Tjendra kepada Katadata.co.id, Senin (24/2).
(Baca: PM Mahathir Mohamad Mengundurkan Diri, Bursa Saham Malaysia Turun 2,5%)
Banyak analis memperkirakan wabah virus corona dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global tahun ini. Kondisi ini membuat harga emas melejit dan membuat aset berisiko lainnya, termasuk rupiah ditinggalkan.
Harga emas pada perdagangan hari ini terus naik dan tembus ke US$ 1.681 per troy ons. Sementara itu, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terus turun ke area 1,47%. "Setelah sebelumnya berkonsolidasi di kisaran 1,6%," kata dia.