RPJMN: Pemerintah Targetkan Tingkat Kemiskinan Turun jadi 6% pada 2024

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi. BPS mencatat tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2019 tercatat sebesar 5,34%, sedangkan tingkat kemiskinan pada September 2019 sebesar 9,22% dan rasio gini 0,38.
Penulis: Agustiyanti
12/2/2020, 18.25 WIB

Pemerintah menargetkan tingkat kemiskinan menurun menjadi 6%-7% pada 2024. Sementara tingkat pengangguran terbuka ditargetkan turun menjadi 3,6% hingga 4,34%.

Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, rata-rata pertumbuhan ekonomi akan mencapai 6,6% hingga 7%. Dengan target tersebut pendapatan nasional per kapita atau rata-rata pendapatan warga negara Indonesia mencapai US$ 5.810 hingga US$ 6.000 pada 2024.

Peningkatan kondisi ekonomi tersebut akan berdampak pada perbaikan kualitas pertumbuhan terutama penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran. Selain itu, tingkat rasio gini juga ditargetkan turun menjadi 0,36 hingga 0,374 dan indeks pembangunan manusia atau IPM ditargetkan meningkat menjadi 75,54.

(Baca: RPJMN: RI Butuh Investasi Rp 35 Ribu Triliun Sepanjang 2020-2024)

Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2019 tercatat sebesar 5,34%, sedangkan tingkat kemiskinan pada September 2019 sebesar 9,22% dan rasio gini 0,38.

Menurut dokumen RPJMN, salah satu kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dalam lima tahun ke depan adalah transformasi struktural.

(Baca: Ekonomi Stagnan, Sri Mulyani Belum Siapkan Stimulus Pendorong Konsumsi)

Adapun perbaikan transformasi struktural akan dicapai pemerintah melalui revitalisasi industri pengolahan dengan tetap mendorong perkembangan sektor lain, seperti pertanian, hilirisasi pertambangan, pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, dan transformasi sektor jasa.

Pemerintah menargetkan kontribusi industri pengolahan dapat mencapai 21% terhadap perekonomian pada 2024. Tahun lalu, kontribusinya hanya mencapai 19,86%.