Target Pertumbuhan Ekonomi Meleset, KSP: Pemerintah Bukan Ingkar Janji

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Pada 2019, pertumbuhan ekonomi kembali tak capai target APBN. Realisasinya 5,02%, dari target 5,03%.
Editor: Sorta Tobing
8/2/2020, 17.08 WIB

Realisasi pertumbuhan ekonomi 2019 meleset dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN. Badan Pusat Statistik alias BPS mencatat angkanya hanya 5,02%, lebih kecil dari target 5,3%.

Tenaga Ahli Utama Kedeputian Komunikasi Politik Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adian mengatakan, tak tercapainya target itu karena kondisi ekonomi global. "(Faktor-faktor) itu mungkin tidak masuk ke dalam kalkulasi saat penetapan target," ujar Donny dalam diskusi 100 Hari Kabinet Jokowi-Ma'ruf di Jakarta, Sabtu (8/2).

Tak tercapainya target, bukan berarti pemerintah ingkar janji. Donny menilai realisasi angkanya masih dalam taraf lumayan. Artinya, tidak terlalu jauh dari target.

Di saat terjadi perlambatan ekonomi global dan target tidak tercapai, angka pengangguran dan kemiskinan domestik menurun. “Jadi, secara ekonomi makro, (pertumbuhan ekonomi) kita masih oke,” ucapnya.

(Baca: Ada Virus Corona, Bagaimana Nasib Pertumbuhan Ekonomi RI Tahun Ini?)

Namun, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah menganggap angka pertumbuhan itu berarti pemerintahan Presiden Joko Widodo tak bisa mencapai target. Padahal, Jokowi dikenal sebagai sosok yang mempunyai visi dan misi besar.

Ambisi yang besar itu, sayangnya, tidak diimbangi dengan implementasi tepat di masing-masing kementerian. “Tidak mengherankan masing-masing kementerian punya diskresi sendiri,” ujar Dedi.

Faktor penghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun lalu, menurut anggota DPR fraksi PDI Perjuangan Effendi Simbolon, karena masalah likuiditas. "Ini harusnya dikoreksi, mungkin salah satunya Pak Jokowi herus mengganti menterinya," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur