Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pasar spot pagi ini, Senin (3/2) dibuka melemah 0,11% ke level Rp 13.671 per dolar. Pelemahan rupiah disebabkan kekhawatiran pasar atas dampak meluasnya penyebaran virus corona di dunia.
Namun tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang Asia turut melemah terhadap dolar AS pagi ini. Mengutip Bloomberg, yen Jepang melemah 0,15%, dolar Hong Kong dan Singapura masing-masing melemah 0,04%, dolar Taiwan 0,25%, won Korea Selatan 0,33%, peso Filipina 0,09%, dan ringgit Malaysia 0,13%.
Sementara rupee India, yuan Tiongkok, dan baht Thailand masing-masing berhasil menguat terhadap mata uang Negeri Paman Sam. Rupee menguat 0,19%, yuan 0,46%, dan baht 0,2%.
Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, penyebaran virus corona di Tiongkok dan global memicu dampak ekonomi. "Harga aset-aset berisiko mengalami penurunan," kata Tjendra kepada Katadata.co.id, Senin (3/2).
(Baca: Prediksi Beragam IHSG Dipengaruhi Virus Corona, Ini Saham Pilihannya)
Perekonomian Tiongkok diperkirakan dapat melambat yang kemudian turut menghambat laju pertumbuhan ekonomi global. Apalagi Tiongkok merupakan negara dengan produk domestik bruto (PDB) terbesar ke dua di dunia setelah AS.
Meski begitu, Tjendra mengungkapkan bahwa pagi ini Bank Sentral Tiongkok memberikan stimulus dengan menyuntikan dana ke pasar repo sebesar 1,2 triliun yuan.
Dia menilai kebijakan ini bisa menahan laju penurunan aset berisiko dan penurunan yield obligasi pemerintah AS, yang sekarang berada di kisaran 1,5%. "Ini juga bisa menahan laju penguatan dolar AS terhadap mata uang emerging markets," ujarnya.
Dengan sentimen tersebut, mata uang Garuda berpotensi bergerak di antara Rp 13.630 - 13.680 per dolar AS sepanjang hari ini.
(Baca: Gara-gara Virus Corona, Dana Asing Lari Rp 1,85 T dan IHSG Rontok 1,9%)