Terbitkan SUN Retail 6 Kali, Kemenkeu Targetkan Penjualan Rp 50 T

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Ilustrasi. Pemerintah menargetkan penerbitan SUN ritel tahun ini mencapai Rp 50 triliun.
29/1/2020, 19.18 WIB

Kementerian Keuangan bakal mengurangi frekuensi penerbitan surat utang negara atau SUN ritel dari 10 kali pada tahun lalu menjadi 6 kali pada tahun ini. Target penerbitan surat utang tersebut pun turun dari Rp 60 triliun hingga Rp 80 triliun menjadi Rp 50 triliun.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman optimistis target penjualan SUN akan tercapai tahun ini. Tahun lalu, pemerintah hanya mampu merealisasikan pembiayaan dari SUN ritel sebesar Rp 49,89 triliun.

"Tahun ini targetnya sekitar Rp 50 triliun," ujar Luky saat ditemui di Jakarta, Rabu (29/1).

Guna mencapai target tahun ini, pemerintah akan mengeluarkan inovasi dengan menerbitkan diaspora bond.  Surat utang ini memiliki target pasar orang-orang Indonesia yang tinggal di luar negeri. 

(Baca: Tawarkan Bunga 6,3%, Kemenkeu Target Penjualan SBR009 Rp 2 Triliun)

Selain itu, pemasaran SUN ritel juga akan digiatkan secara online. "Sejak menggunakan online, perubahannya cukup besar dan ini pun akan sama," ucap dia.

Direktur Surat Utang Negara Loto Srinaita Ginting memerinci, pemerintah akan menerbitkan tiga Surat Berharga Negara atau SBN dan tiga Surat Berharga Syariah Nasional (SBSN) atau sukuk ritel. 

"Nanti yang untuk diaspora ada dua seri yaitu SBN dan SBSN," kata Loto di tempat yang sama. 

(Baca: Kemenkeu Catat Penerbitan Sukuk Negara hingga Januari Rp 1.230 Triliun)

Menurut Loto, penerbitan diaspora bond dilakukan seiring  permintaan orang-orang Indonesia di luar negeri yang ingin berkontribusi pada pembangunan Indonesia. Adapun perbedaan dasar antara diaspora  bond  dan SBN ritel pada umumnya hanya terletak pada ketentuan terkait Single Investor Identification atau SID.

Jika investor SUN ritel memiliki nomor SID dari Nomor Induk Kependudukan atau NIK, investor diaspora bond nantinya akan mendapat nomor SID dari Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri atau KMILN.

Loto tak merinci target penerbitan diaspora bond. Namun, jumlah yang diterbitkan masih termasuk dalam target penerbitan SBN ritel sebesar Rp 50 triliun. "Nanti kalau kurang-kurang, kami ambil lagi," tutupnya.

Reporter: Agatha Olivia Victoria