Investasi dari Tiongkok Melonjak 98%, BKPM: Mereka Agresif dan Berani

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut Tiongkok agresif dan berani dalam berinvestasi di Indonesia.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Agustiyanti
29/1/2020, 18.01 WIB

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi asal Tiongkok pada sepanjang tahun lalu mencapai US$ 4,7 miliar atau sekitar Rp 64,07 triliun. Jumlah tersebut melonjak 98,3% dibanding capaian 2018 sebesar US$ 2,37 miliar. 

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan Tiongkok saat ini menempati posisi kedua sebagai negara investor terbesar di Indonesia, menggeser posisi Jepang. Posisi tersebut naik dibandingkan 2018 di peringkat ketiga. 

"Kami tawarkan  investasi ke negara lain juga, tapi Tiongkok lebih agresif dan berani," kata dia di kantornya, Jakarta, Rabu (29/1).

(Baca: Kepala BKPM Siap Mundur Bila Kemudahan Usaha Tak Capai Peringkat 50)

Bahlil menjelaskan sebagian besar investasi tersebut berada di sektor infrastruktur dan manufaktur. Adapun, jumlah proyek yang digarap Negara Tembok Raksasa ini mencapai 2.130 proyek, meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 1.562 proyek.

Menurut Bahlil, Tiongkok mampu menyusun feasibility study dengan berimbang dan cepat. "Kalau Jepang, kajiannya lama bisa 3 tahun. Tapi bagus, begitu selesai langsung jalan," kata dia.

Tahun lalu, Jepang berada di posisi ketiga dengan nilai investasi US$ 4,31 miliar. Nilai investasi tersebut menurun 12,9% dibandingkan 2018.

(Baca: BKPM: Investasi Tiongkok Turun Jika Virus Corona Tak Tuntas 2 Bulan)

Selama 2019, Singapura masih menjadi negara asal investasi terbesar di Indonesia. Negeri Singa tersebut tercatat menanam modal sebesar US$ 6,5 miliar atau 23,1% dari keseluruhan investasi.

Adapun setelah Tiongkok dan Jepang, investasi terbesar dicatatkan oleh Hong Kong sebesar US$ 2,9 miliar  dan Belanda US$ 2,6 miliar.

Reporter: Rizky Alika