Utang Luar Negeri RI Bengkak jadi Rp 5.614 Triliun per November 2019

Arief Kamaludin|KATADATA
BI mencatat utang luar negeri utang pemerintah dan bank sentral yang mencapai US$ 201,4 miliar, sedangkan utang swasta US$ 200,1 miliar pada November 2019.
Penulis: Agustiyanti
15/1/2020, 10.48 WIB

Bank Indonesia mencatat utang luar negeri atau ULN Indonesia pada November 2019 mencapai US$ 401,4 miliar atau sekitar Rp 5.614 triliun. Posisi utang tersebut tumbuh 8,3% dibanding periode yang sama 2018, melambat dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 12%.

Berdasarkan data statistik BI, utang luar negeri tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral yang mencapai US$ 201,4 miliar dan utang swasta US$ 200,1 miliar.

Adapun utang pemerintah tercatat tumbuh 10,1% dibanding periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 198,6 miliar. Posisi utang tersebut lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya US$ 199,2 miliar.

"Posisi ULN pemerintah lebih rendah dari bulan sebelumnya karena pelunasan pinjaman bilateral dan multilateral yang jatuh tempo pada periode laporan," jelas BI dalam keterangan resmi, Rabu (15/1).

(Baca: BI Perkirakan Neraca Dagang Desember 2019 akan Surplus)

Menurut BI, pengelolaan ULN pemerintah masih diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif, seperti sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, konstruksi, jasa pendidikan, Pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib, serta jasa keuangan dan asuransi.

Sementara itu, ULN swasta tercatat tumbuh 6,9% secara tahunan. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 10,7%.

"Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh cukup tingginya pelunasan surat berharga domestik yang jatuh tempo, meskipun pada periode yang sama terdapat penerbitan surat utang perusahaan bukan lembaga keuangan dan penarikan pinjaman oleh perbankan," terang BI.

(Baca: Belum Intervensi, BI Ingin Rupiah Terus Menguat)

Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara, sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total utang luar negeri swasta mencapai 76,9%.

Di sisi lain, BI memastikan struktur ULN tetap sehat. Kondisi ini tercermin dari rasio utang terhadap produk domestik bruto pada November 2019 yang mencapai 35,9%, membaik dibanding bulan sebelumnya.

"Di samping itu, struktur utang luar negeri Indonesia tetap didominasi oleh utang berjangka panjang dengan pangsa 88,5% dari total ULN," kata BI.