Perang Dagang hingga Resesi yang Menghantui Ekonomi 2020

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Ilustrasi. Ketidakpastian ekonomi global diperkirakan masih menahan laju pertumbuhan ekonomi pada 2020.
Penulis: Agustiyanti
Editor: Yura Syahrul
8/1/2020, 08.00 WIB

Resep Jokowi: Film Cast Away

Kondisi pelambatan ekonomi global yang berdampak pada Indonesia dipahami betul oleh Presiden Joko Widodo. Dalam pidatonya beberapa waktu lalu, Jokowi bahkan menyebut Indonesia perlu mengadaptasi tiga nilai dari film Cast Away yang diperankan Tom Hanks untuk bertahan di tengah ketidakpastian global.

Film Cast Away bercerita mengenai Chuck Noland yang diperankan Tom Hanks bertahan hidup selama empat tahun di sebuah pulau tak berpenghuni lantaran pesawat yang ditumpanginya terjatuh.

“Saya melihat ada tiga nilai bisa kita adaptasi dari film Cast Away. Ini aktornya masih saudara saya, Tom Hanks,” kelakar Jokowi di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2019 pada akhir November.

Pertama, kemampuan bertahan di tengah kesulitan yang menimpa. Kedua, kemampuan mencari sumber daya baru untuk bertahan hidup. Ketiga, kemampuan untuk tetap bersikap optimistis.

Jokowi menyebut pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi global, antara lain mendorong hilirisasi komoditas ekspor dan mengembangkan kawasan destinasi wisata. Selain itu, pemerintah terus memperbaiki iklim investasi yang menjadi harapan pendorong ekonomi 2020.

(Baca: Jokowi Ingin Indonesia Mencontoh Tom Hanks di Film Cast Away)

Saat ini, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian juga telah menyusun sejumlah program prioritas. Program-program tersebut diarahkan untuk memperkuat neraca perdagangan, permintaan domestik, dan transformasi struktural.

Adapun program tersebut, antara lain mandatori biodiesel 30% atau B30, perbaikan kebijakan Kredit Usaha Rakyat atau KUR, serta omnibus law terkait perpajakan, cipta kerja, dan UMKM. Kemudian percepatan perluasan digitalisasi transaksi daerah, percepatan pelaksanaan dan pengadaan tanah, percepatan penyelesaian perundingan internasional, serta pengembangan kawasan Batam, Bintan, Karimun, dan Tanjung Pinang.

Di sisi lain, pemerintah sepanjang tahun lalu telah menggelontorkan sejumlah insentif fiskal guna mendorong investasi. Investasi diharapkan menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini.

Hingga November, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah memberikan fasilitas libur pajak atau tax holilday kepada 44 perusahaan dengan investasi mencapai Rp 519 triliun. Ia juga meneken persetujuan fasilitas pengurang pajak tax allowance untuk 149 wajib pajak.

Insentif tersebut, antara lain diperoleh perusahaan di sektor kimia organik, mulai dari industri agrikultur, perlengkapan dan kendaraan, bubur kayu, hingga industri logam dasar nonbesi. Di sisi lain, pemerintah menyiapkan superdeduction tax untuk mendorong pengembangan riset dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Nasib Ekonomi Indonesia

Meski sudah menyiapkan banyak jurus, pemerintah tak muluk mematok target pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. Selain karena paham kondisi ekonomi global masih muram, pemerintah sepertinya juga belajar dari pengalaman lima tahun terakhir. Target pertumbuhan ekonomi yang dipatok selalu meleset, seperti terlihat dari Databoks di bawah ini.

Dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau APBN 2020, pemerintah mematok target pertumbuhan sebesar 5,3%, sama dengan target pada APBN 2019. Adapun tahun lalu, pertumbuhan ekonomi diproyeksi kembali meleset dan berada di kisaran 5,05%.

Meski demikian, Wakil Menteri Keuangan Suahasil memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya akan tercapai di kisaran 5,2%. "Tahun 2020 kami lihat memang agak berat. Tensi AS-Tiongkok masih belum akan selesai," jelas Suahasil.

Suahasil menjelaskan target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2020 dibuat saat kondisi ekonomi dunia masih mendukung. Namun, pertumbuhan ekonomi global tahun ini diperkirakan semakin melambat.

Sebagai informasi, APBN 2020 sudah dirancang sejak paruh pertama tahun 2019. Lalu dibahas dengan DPR sejak Agustus dan disahkan sebagai undang-undang pada September.

(Baca: Pemerintah Siapkan Strategi Mengejar Target Pertumbuhan Ekonomi 6%)

Dalam APBN 2020, pemerintah juga menargetkan inflasi sebesar 3,1%, tingkat pengangguran 4,8% hingga 5%, kemiskinan 8,5% hingga 9%, rasio gini atau ketimpangan pendapatan antara 0,375 hingga 0,39.

Bukan hanya pemerintah yang pesimistis target pertumbuhan ekonomi APBN 2020, sejumlah lembaga dari dalam dan luar negeri juga memproyeksi target 5,3% akan kembali meleset. Hal ini terlihat dari Databoks di bawah ini.

Namun, Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Frederico Gil Sander menilai pertumbuhan ekonomi pada 2020 akan membaik dibanding tahun lalu. Salah satu faktornya adalah kondisi politik yang lebih kondusif. "Bisa mencapai 5,1% karena ada peningkatan investasi dari 4,5% jadi 5%," kata Sander akhir tahun lalu.

Meski demikian, risiko penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi tetap tinggi pada 2020. Hal ini terutama dipengaruhi dinamika hubungan dagang antara AS dan Tiongkok dan harga komiditas.

Di sisi lain, konsumsi swasta pada tahun ini juga diperkirakan sedikit menurun akibat inflasi yang diperkirakan lebih tinggi.  Beberapa faktor yang menjadi risiko inflasi yakni kenaikan iuran BPJS Kesehatan, tarif cukai, dan tarif tol.

Halaman: