Defisit Anggaran Diprediksi Bengkak 2,2%, Kementerian Diminta Berhemat

Arief Kamaludin|Katadata
Ilustrasi, Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara.
10/12/2019, 18.27 WIB

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada akhir tahun ini 2,2%. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara pun meminta Kementerian dan Lembaga (K/L) efisiensi belanja.

“K/L jangan keluarkan (anggaran) yang tidak perlu," kata Suahasil dalam acara Dialog APBN untuk Indonesia Maju di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (10/12).

Ia mengimbau seluruh K/L untuk lebih selektif dalam membuat program, supaya belanja efisien. “Kalau ekonomi melemah sementara kami main potong APBN dampaknya ke ekonomi akan ada,” kata dia.

Defisit anggaran yang diprediksi 2,2% itu lebih tinggi ketimbang targetdalam APBN 2019 sebesar 1,84%. (Baca: Utang Pemerintah 107% dari Target, Antisipasi Defisit Anggaran Bengkak)

Saat ini, Kemenkeu menekankan kembali fungsi APBN kepada K/L. Hal tersebut dilakukan agar penggunaan APBN tak keluar dari jalur yang ada.

Setidaknya, Suahasil menyebutkan dua fungsi APBN. Pertama, alokasi APBN menjadi tonggak perekonomian. Kedua, fungsi distribusi. “Supaya ada perasaan keadilan yang lebih baik," kata dia.

Terakhir, fungsi stabilisasi. Dengan fungsi ini, Suahasil mengatakan bahwa APBN menjadi alat penyeimbang ketika perekonomian melemah. Saat ini, menurut dia ekonomi dibayangi perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria