Kementerian Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada sepanjang tahun ini hanya akan mencapai 5,05%. Proyeksi ini melambat dibanding realisasi tahun lalu sebesar 5,17% dan meleset dari target APBN 2019 sebesar 5,3%.
"Akhir tahun ini kami perkirakan 5,05%," ujar Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara di Jakarta, Rabu (27/11).
Suahasil tak memberikan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2019. Namun, ia menyebut pertumbuhannya akan berada di level 5%.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2019 sebesar 5,02%, melambat dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 5,17%. Pertumbuhan tersebut juga lebih lambat dibandingkan dua kuartal sebelumnya masing-masing sebesar 5,05% dan 5,07%.
(Baca: Terpukul Perang Dagang, Laba Industri Manufaktur Tiongkok Makin Anjlok)
Dengan realisasi pertumbuhan tiga kuartal tersebut dan proyeksi sepanjang tahun ini sebesar 5,05%, pertumbuhan ekonomi kuartal IV seharusnya berkisar 5,06%.
Seiring pertumbuhan ekonomi tahun ini yang meleset dari target, Suahasil memperkirakan defisit pada APBN 2019 juga akan melebar dari target. "Kami sudah estimasi defisitnya akan sekitar 2,2% tahun ini," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan mencatat defisit anggaran per Oktober 2019 sebesar Rp 289,06 triliun atau 1,79% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit ini lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya yaitu Rp 252,37 triliun atau 1,57% dari PDB dan mendekati target APBN 2019 yaitu Rp 296 triliun atau 1,84% dari PDB.
(Baca: Sri Mulyani: Bukan dari Utang, Ekonomi bisa Tumbuh 7% dari Investasi)
Adapun pada tahun depan, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%. Namun, sejumlah lembaga dari dalam dan luar negeri memperkirakan target tersebut akan kembali meleset, seperti terlihat dalam databoks di bawah ini.