BKPM Sebut 200 Pengusaha Kayu Tiongkok Ingin Berinvestasi di Jateng

ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN
Pekerja menata potongan kayu Sengon atau Albasia di depo penampungan kayu Desa Kalibanger, Gemawang, Temanggung, Jawa Tengah, jumat (4/1/2019).
22/11/2019, 20.46 WIB

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan sebanyak 200 pengusaha kayu dan produk kayu asal Shandong, Tiongkok berencana untuk membangun bisnis di Batang, Jawa Tengah. Ini berdasarkan hasil pertemuan dengan pimpinan Asosiasi Pengusaha Kayu Shandong di Kedutaan Besar Indonesia di Beijing, Rabu, 20 November 2019 lalu.

Pertemuan itu merupakan kelanjutan dari kunjungan para pengusaha kayu Shandong ke Indonesia, bulan lalu. “Mereka menyatakan sedang membidik Batang, Jawa Tengah sebagai destinasi investasi di bidang perkayuan dan furnitur,” kata Anggota Komite Investasi Bidang Komunikasi dan Informasi Rizal Calvary Marimbo di Beijing, seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (22/11).

(Baca: Produsen Baja asal Korsel Bakal Investasi Rp 42 T di Krakatau Steel)

Dalam pertemuan tersebut, tim BKPM diwakili oleh Direktur Perencanaan Jasa dan Kawasan Nurul Ichwan, serta anggota Komite Investasi. Nurul menjelaskan, BKPM akan membantu investor yang berminat masuk ke Indonesia. Tujuannya, percepatan realisasi investasi. BKPM akan membantu dari sejak awal investor menyampaikan minat hingga penyelesaian kendala di lapangan.

Selain ke Indonesia, para pengusaha tersebut mengunjungi Vietnam, Kamboja dan negara Indochina lainnya. Namun, menurut Nurul, meski negara-negara lain menawarkan lahan gratis, pengusaha tersebut lebih memilih membangun bisnis di Indonesia.

(Baca: Jokowi Perintahkan Menteri Cabut 40 Peraturan hingga Akhir Tahun)

Rizal mengatakan, pengusaha Shandong melihat kualitas kayu Indonesia lebih bagus dari beberapa negara lain yang mereka datangi. Namun, pengusaha tersebut masih mempertimbangkan masalah lahan.

Selain Jawa Tengah, para pengusaha Shandong mempertimbangkan untuk membangun bisnis di Kalimantan Timur. Sebab, harga lahan di Kalimantan Timur jauh lebih murah dibandingkan Jawa Tengah. Selain itu, Kalimantan Timur memiliki kayu hutan yang melimpah.

“Hanya saja, Jawa Tengah unggul di ketersediaan sumber daya manusia dan infrastruktur penunjang lainnya,” ujar dia. Bila sukses di Jawa Tengah, pengusaha Shandong berencana membangun kawasan industri furnitur di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

(Baca: Jokowi Minta Industri Padat Karya Segera Diguyur Insentif Pajak)

Sebelumnya, para pengusaha ini juga telah menemui Bupati Batang Wihaji. Pengusaha Shandong tersebut melihat potensi kayu dari hutan kawasan industri yang melimpah sehingga dianggap cocok untuk menghasilkan produk untuk diekspor.