Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan optimisme konsumen meningkat kuartal IV 2019 dibanding kuartal sebelumnya. Namun, optimisme pelaku usaha diperkirakan menurun, meski kondisi bisnis diperkirakan tetap tumbuh.
Hal ini tercermin dari nilai perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) dan Indeks Tendensi Bisnis (ITB) yang dirilis BPS. Nilai perkiraan ITK pada kuartal IV 2019 naik dari 101,3 pada kuartal sebelumnya menjadi 103,8, sedangkan ITB turun dari 105,2 menjadi 104,79
Adapun angka ITB dan ITK pada kuartal III 2019 sebenarnya anjlok dibandingkan kuartal sebelummnya yang masing-masing mencapai 108,81 dan 125,68.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, pihaknya melakukan survei kepada para pelaku bisnis terkait opini mereka terhadap kondisi pada kuartal IV 2019. Hasilnya, menurut dia, ITB masih berada di atas 100 atau cukup bagus, tetapi optimisme turun atau lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya.
"Kalau kami lihat komponennya, order dalam negeri masih bagus, tetapi pelaku bisnis tak berharap banyak dari order luar negeri. Harga jual masih cukup bagus," jelas dia.
(Baca: Pertumbuhan Investasi Kuartal III Anjlok, Penyebabnya Kondisi Politik?)
Suhariyanto menjabarkan sektor yang masih mencatatkan optimisme yang tinggi, yakni kesehatan dan kegiatan sosial, transportasi dan pergudangan, keuangan dan asuransi, serta pengadaan listrik dan gas. Sedangkan sektor yang memiliki optimisme paling rendah, yakni pertanian, kehutanan, dan perikanan, serta pertambangan dan penggalian.
Sementara untuk kondisi ekonomi, menurut Suhariyanto, survei yang dilakukan BPS menunjukkan bahwa optimisme konsumen sempat menurun pada kuartal III 2019 dibanding kuartal sebelumnya. Hal ini seiring, dana Tunjangan Hari Raya (THR) yang diterima masyarakat pada kuartal II 2019.
"Pada kuartal IV, hasilnya optimisme lebih bagus dibanding kuartal III karena natal dan tahun baru, ada harapan pendapatan tambahan dari THR atau bonus," ungkap dia.
Kepala Ekonom BCA David Sumual menjelaskan konsumsi rumah tangga masih akan menjadi andalan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2019. Hal ini lantaran terdapat momentum natal dan tahun baru yang mengerek konsumsi.
"Tapi ekonomi di kuartal IV kemungkinan angkanya masih akan di 5%, tak jauh berbeda dari kuartal III," ujar David kepada Katadata.co.id.
(Baca: Ekonomi Kuartal III Tumbuh Melambat, Kadin Soroti Masalah Dalam Negeri)
Sementara untuk keseluruhan tahun, menurut David, ekonomi diperkirakan juga akan tumbuh dikisaran 5%. Selain konsumsi rumah tangga, menurut dia, pemerintah biasanya akan merealisasikan belanja sehingga mendorong komponen konsumsi rumah tangga.
"Investasi juga diperkirakan lebih baik karena sudah ada kepastian kabinet dan pemerintahan baru," jelas dia.
Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada akhir 2019 akan berada pada kisaran 5,05 persen-5,06 persen. Menurut dia, salah satu upaya pemerintah untuk mendorong ekonomi adalah dengan mengoptimalkan belanja negara.
"Kami pastikan di tengah perlemahan global yang berimbas pada perlemahan penerimaan, belanja akan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi," jelas dia.
Sebelumnya, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2019 hanya 5,02% dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Pertumbuhannya melambat dibandingkan Kuartal II-2019 sebesar 5,05% dan Kuartal III 2018 yang mencapai 5,17% seperti terlihat dalam grafik di bawah ini.