Ancaman Ekonomi 2020 Sulit Diprediksi, Sri Mulyani Paparkan Dampaknya

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan ketidakpastian global menghantui 2020.
20/8/2019, 15.34 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tantangan ekonomi global masih akan mengancam Indonesia pada 2020. Ancaman ini merupakan dampak perang dagang yang masih terus berlanjut.

"Ancaman di tahun depan juga masih meningkat meski pun dalam hal ini sulit diprediksi," kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (20/8).

Sulitnya memperkirakan tantangan ekonomi global karena Amerika Serikat dan Tiongkok saling menetapkan kenaikan tarif perdagangan. Namun kemudian, terdapat penundaan dengan berbagai indikator dan persyaratan yang belum disetujui kedua pihak antara Tiongkok dan AS.

(Baca: Sri Mulyani Bakal Kejar Pajak Pedagang Online hingga ke Media Sosial)

Sri Mulyani menilai pengaruh perang dagang akan terlihat dari kegiatan manufaktur, penanaman modal asing dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang mengalami pelemahan.

"Ini kemudian akan terlihat apakah respons kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok dan AS. Apakah mereka mampu membalikan situasi tensi ini sehingga menimbulkan kepastian dan berbalik menjadi optimisme," katanya.

(Baca: Sri Mulyani Akan Tekan Porsi Asing yang Kuasai Surat Utang Rp 1.005 T)

Kebijakan AS dan Tiongkok ini akan sangat menentukan momentum dari pelemahan ekonomi dunia berlanjut atau membaik di 2020. Maka dari itu, Sri Mulyani mengharapkan Indonesia tetap harus mewaspadai ketidakpastian tersebut.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu berpendapat agar memberikan perhatian tak hanya kepada situasi ekonomi namun tensi politik global. "Apa yg terjadi di Hong Kong dan Argentina itu juga berikan tambahan dari ketidapastian itu," ujarnya.

(Baca: Ancaman Resesi Global Mereda, Bursa Saham Asia Naik Tapi IHSG Turun)

Menghadapi berbagai tantangan tersebut, kata Sri Mulyani, Indonesia harus mampu mengelola ketidakpastian denggan baik. Mengelola ketidakpastian itu, di antaranya lewat penggunaan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) sebagai instrumen menjaga ekonomi nasional dan momentum pertumbuhan ekonomi.