Masuki Pemerintahan Periode ke-2, Ini Target Utama Ekonomi Jokowi 2020

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi pembangunan. Presiden Joko Widodo dalam pidato penyerahan RAPBN 2020 menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,3%.
Penulis: Michael Reily
Editor: Agustiyanti
16/8/2019, 16.03 WIB

Presiden Joko Widodo menargetkan pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020 hanya mencapai 5,3% atau sama seperti target dalam APBN 2019. Sementara pengangguran dan kemiskinan dipatok turun masing-masing dikisaran dan 8,5%-9%.

"Kita patut bersyukur bahwa di tengah gejolak perekonomian global, pembangunan ekonomi kita selama lima tahun ini telah menunjukkan capaian yang menggembirakan," ujar Jokowi dalam Sidang Paripurna penyampaian RAPBN 2020 di Jakarta, Jumat (16/8).

Jokowi menyebut pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun terakhir berada pada tren pertumbuhan dari 4,88% pada 2015 menjadi 5,17% pada akhir tahun lalu. Sementara pada semester I 2019, pertumbuhan ekonomi hanya tercatat sebesar 5,06%.

"Pertumbuhan ekonomi (RAPBN 2020) akan berada pada kisaran 5,3% dengan konsumsi dan investasi sebagai motor penggerak utamanya. Inflasi akan tetap dijaga rendah di kisaran 3,1% untuk mendukung daya beli masyarakat," terang dia.

(Baca: Anggaran Pendidikan Rp 505,8 Triliun, Begini Program Baru Jokowi)

Jokowi menyebut rupiah pada tahun depan akan berada di kisaran Rp 14.400 per dolar AS meski kondisi eksternal masih dibayangi ketidakpastian. Pemerintah, menurut dia, yakin investasi terus mengalir ke dalam negeri karena persepsi positif atas Indonesia dan perbaikan iklim investasi.

"Dengan demikian, suku bunga SPN 3 bulan (RAPBN) juga diperkirakan berada di tingkat 5,4%, jelas dia.

Mantan Wali Kota Solo ini menargetkan lifting minyak dan gas bumi pada 2020 masing-masing sebanyak 734 ribu barel dan 1,19 juta barel setara minyak per hari. Sementara harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan sekitar 65 dolar Amerika Serikat per barel.

"Dengan sensitivitas yang tinggi terhadap berbagai dinamika global, Pemerintah terus memantau
pergerakan harga minyak dan komoditi global," kata dia.

Dengan asumsi-asumsi makro tersebut, pemerintah menargetkan pendapatan negara pada RAPBN 2020 sebesar Rp 2.221,5 triliun, naik dibandingkan tahun ini Rp 2.165 triliun. Sedangkan belanja negara diatgetkan mencapai Rp2.528,8 triliun, naik dibanding tahun lalu Rp 2.461 triliun.

"Belanja ditujukan untuk meningkatkan investasi dan ekspor melalui peningkatan daya saing dan produktivitas, akselerasi infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung transformasi ekonomi, serta penguatan kualitas desentralisasi fiskal," jelas dia.

(Baca: Jokowi Tambah Bansos Pangan Jadi Rp 1,8 Juta per Keluarga di 2020)

Selain itu, menurut Jokowi, belanja negara juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas SDM dan kesejahteraan masyarakat.

"Berbagai belanja diharapkan dapat mendorong tercapainya sasaran pembangunan pada tahun 2020, yakni penurunan pengangguran ke tingkat 4,8% hingga 5,1%. Kemiskinan juga diharapkan dapat terus diturunkan di kisaran 8,5% sampai 9%," kata dia.

Di sisi lain, Jokowi juga menargetkan ketimpangan menurun di kisaran 0,375 sampai 0,380 dan kualitas pembangunan manusian yang ditunjukkan dengan target IPM meningkat mencapai 72,51 pada 2020.