Nilai tukar rupiah langsung dibuka melemah pada perdagangan Selasa (6/8). Saat berita ini ditulis, nilai tukar rupiah berada di posisi 14.342 per dolar AS, melemah 0,61% dibandingkan perdagangan sehari sebelumnya. Rupiah melemah bersama sebagian mata uang Asia lainnya.
Pelemahan rupiah pada Selasa ini melanjutkan pelemahan sejak awal Agustus. Total, pelemahan rupiah telah mencapai 2,28% sepanjang Agustus ini.
Sebagian mata uang Asia juga terpantau melemah pada Selasa ini. Saat berita ini ditulis, rupee India memimpin pelemahan mata uang Asia, dengan koreksi 1,63%, diikuti rupiah 0,61%, yen Jepang 0,24%, peso Filipina 0,33%, ringgit Malaysia 0,31%, yuan Tiongkok dan Taiwan dolar masing-masing 0,06%.
Sedangkan beberapa mata uang Asia lainnya terpantau menguat. Won Korea Selatan naik 0,17%, dolar Singapura 0,12%. Baht Thailand dan dolar Hong Kong juga menguat masing-masing 0,07%.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira memperkirakan rupiah akan tertekan sepanjang perdagangan Selasa ini. Ia menyebut ada dua faktor utama yang menekan nilai tukar rupiah.
"Rupiah dibuka melemah menyusul devaluasi yuan Tiongkok yang terdalam selama 11 tahun terakhir dan perekonomian Indonesia yang melambat," kata dia saat dihubungi Katadata.co.id, Selasa (6/8).
Ia menjelaskan, devaluasi mata uang Negeri Tirai Bambu bisa menyulut perang mata uang. Sebelumnya, AS pernah menuduh Tiongkok melakukan manipulasi mata uang tahun 1994 dan berdampak negatif ke pasar di Asia.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi kuartal II yang hanya mencapai 5,05% membuat investor berhati-hati dalam melihat prospek perekonomian Indonesia tahun ini. Apalagi, beberapa sektor seperti pertambangan tercatat menurun tajam.
Bhima memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 14.250 - Rp 14.400 per dolar AS pada Selasa ini.