Nilai tukar rupiah pada pagi hari ini, Selasa (23/7), dibuka melemah tipis ke level Rp 13.956 per dolar AS atau turun 0,21% dibandingkan penutupan pasar spot sehari sebelumnya. Saat berita ini ditulis, rupiah menyentuh level Rp 13.970 per dolar AS.
Mata uang dolar AS alias Greenback saat ini mengalami penguatan cukup signifikan. Pada indeksnya tercatat kenaikan 0,15% ke 97,38. Pasar saat ini menanti keputusan bank sentral Uni Eropa dan Amerika Serikat (The Fed) untuk memotong suku bunga acuannya. Pemotongan ini diprediksi dapat menaikkan nilai pasar saham global.
Selain itu, investor juga menunggu keputusan pengganti Perdana Menteri Inggris Theresa May. Kemungkinan penggantinya adalah Boris Johnson, yang diprediksi akan membuat negaranya keluar dari Uni Eropa tapa kesepakatan apapun atau no-deal exit.
Menurut Carl Weinberg, kepala ekonom dari High Frequency Economics, butuh keputusan berani dari bank sentral Uni Eropa (ECB) untuk memuaskan pasar yang menuntut pelonggaran bertahap. “Namun, (keputusan bank sentral) tidak boleh mengganggu stabilitas sistem keuangan,” kata Weinberg, seperti dikutip dari Reuters.
(Baca: Ketegangan Timur Tengah Kerek Naik Harga Minyak Dunia)
Kondisi pasar keuangan saat ini juga dipengaruhi situasi geopolitik di Teluk Persia. Dilansir dari Daily Express, Angkatan Laut Kerajaan Inggris dilaporkan akan meningkatkan kehadiran militernya di teluk itu dengan mengirim kapal selam bertenaga nuklir dan pasukan maritim. Langkah ini diambil setelah Pasukan Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran menyita kapal tanker minyak Stena Impero berbendera Inggris di Selat Hormuz pekan lalu.
Adapun kapal selam tersebut bertenaga nuklir kelas Astute berbobot 7.400 ton yang dilengkapi dengan rudal jelajah dan torpedo. Kapal selam itu diharapkan bisa menyadap komunikasi di antara pasukan Iran dan melaporkannya kembali ke markas Angkatan Laut di Inggris.
"Kami mengirim kapal, mungkin sudah menuju ke wilayah itu. Perannya adalah postur intelijen rahasia, hanya mengumpulkan informasi untuk mendukung konvoi pengawal tanker yang direncanakan," kata sumber dalam Angkatan Laut Kerajaan.
Semua faktor tersebut membuat mata uang Asia mencatatkan pelemahan terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,14%, dolar Hongkong 0,03%, dolar Singapura 0,11%, dolar Taiwan 0,01%, peso Filipina 0,14%, rupee India 0,16%, yuan Tiongkok 0,02%, ringgit Malaysia 0,10%.