Ditopang Ketersediaan Bahan Baku, Investasi Luar Jawa Meningkat

Katadata
Ilustrasi: Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengawasi pembangunan infrastruktur. BKPM menyebut pembangunan infrastruktur akan memberi dampak positif secara langsung pada investasi dan dunia usaha.
Penulis: Rizky Alika
30/4/2019, 15.27 WIB

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi di luar Jawa meningkat pada kuartal I 2019. Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengatakan, peningkatan investasi di luar Jawa terjadi lantaran ketersediaan bahan baku lebih banyak.

"Peningkatan investasi di luar Jawa 70% karena faktor bahan baku. Ada sumber daya mineral dan bahan baku," kata dia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (30/4).

Thomas mengatakan, investasi di luar Jawa didorong ketersediaan pertambangan batu bara, pembangunan smelter nikel, serta pembangunan pabrik semen yang semakin berkembang. Hal ini juga didukung oleh ketersediaan bauksit dan kapur, yang juga lebih banyak di luar Jawa.

Di sisi lain, pembangunan infrastruktur dari kawasan pinggiran juga diperkirakan berdampak positif pada investasi luar Jawa. Adapun, pemerintah tengah fokus pembangunan di luar Jawa selama 4,5 tahun terakhir ini. Thomas mengungkapkan, pembangunan infrastruktur akan terlihat dampaknya secara langsung pada investasi dan dunia usaha.

(Baca: BKPM: Investasi Kuartal I Sedikit Lambat karena Investor Tunggu Pemilu)

Selain industri-industri yang telah disebutkan, Thomas menyebut ada satu sektor yang juga dapat menopang investasi di luar Jawa, yakni sektor pariwisata. Thomas memperkirakan, investasi pariwisata akan terlihat dalam tujuh hingga delapan tahun ke depan.

Beberapa lokasi pariwisata yang diproyeksi tumbuh antara lain, Manado, Belitung, Labuan Bajo, Toba, Borobudur dan Mandalika Lombok. Daerah-daerah tersebut akan mengundang investasi di bidang infrastruktur seperti bandara, listrik, dan pengelolaan air bersih.

Peningkatan investasi di luar Jawa tercermin dari realisasi investasi di Jawa yang menurun, meski masih dominan. Pada kuartal I 2019, investasi di Jawa tercatat sebesar Rp 109,3 triliun atau 56% dari total investasi. Namun, angka investasi tersebut turun 2,2% dibanding kuartal I 2018, yang memiliki porsi 60,3%.

Seiring dengan turunnya porsi investasi di Jawa, investasi di Sumatera tercatat mencapai Rp 35,7 triliun atau 18,3% dari investasi. Investasi tersebut meningkat 28,4% dibanding periode yang sama tahun lalu, yang sebesar Rp 27,8 triliun. Kemudian, investasi di wilayah Kalimantan mencapai Rp 21,4 triliun atau 11% dari total investasi. Jumlah tersebut naik 5,9% dari realisasi kuartal I 2018 sebesar Rp 20,2 triliun.

Terakhir, investasi di Sulawesi tercatat sebesar Rp 14 triliun atau memiliki porsi 7,2% dari total investasi, Bali dan Nusa Tenggara Rp 5,2 triliun atau 2,6% dari total investasi, serta Maluku dan Papua mencapai Rp 9,5 triliun atau 4,9%.

(Baca: BPN: Investasi Domestik Perlu Ditingkatkan Untuk Capai Pertumbuhan 7%)

Reporter: Rizky Alika