Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate di level 6%. Artinya sudah lima bulan berturut-turut BI memertahankan bunga acuan.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, keputusan memertahankan bunga acuan sejalan dengan upaya menjaga perekonomian domestik dan memertahankan daya tarik aset keuangan. "Keputusan sejalan dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal ekonomi Indonesia,” kata dia dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur, Kamis (25/4).
BI akan terus menempuh strategi operasi moneter guna meningkatkan ketersediaan likuiditas untuk pembiayaan perbankan. Selain itu, BI akan menerapkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk mendukung pembiayaan ekonomi.
Adapun di tengah kenaikan bertahap bunga acuan hingga total 175 basis poin tahun lalu, kredit perbankan dan pertumbuhan ekonomi masih terjaga. Pada Februari 2019, kredit mampu tumbuh 12,1% secara tahunan, setara dengan pertumbuhan bulan sebelumnya. Sementara, dana pihak ketiga (DPK) juga meningkat jadi 6,6% dari tahun sebelumnya, lebih tinggi dari Januari yang tumbuh 6,4%.
(Baca: Jelang Keputusan Suku Bunga Acuan BI, Kurs Rupiah Melemah)
Tahun ini, BI memperkirakan pertumbuhan kredit bisa berkisar 10-12%, sedangkan DPK tumbuh 8-10%. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi diperkirakan 5-5,4%.
Secara khusus, daya tarik aset keuangan domestik tercermin dari arus masuk dana asing ke pasar keuangan domestik. Meskipun, arus masuk juga imbas fundamental ekonomi yang baik dan berkurangnya ketidakpastian global.
Seiring masuknya dana asing, rupiah terpantau lebih stabil. Ke depan, BI memperkirakan, rupiah tetap stabil sesuai mekanisme pasar. Sementara itu, inflasi diperkirakan terkendali pada rentang target yaitu 2,5-4,5%.
Selain memertahankan bunga acuan, BI memertahankan suku bunga fasilitas simpanan (depocit facility) dan suku bunga fasilitas pinjaman (lending facility) masing-masing di level 5,25% dan 6,75%.
(Baca: IHSG Lanjut Terkoreksi Jelang Pengumuman Bunga Acuan BI)
Keputusan BI menahan bunga acuan sesuai prediksi beberapa ekonom. Ekonom yang juga panel ahli Katadata Insight Center (KIC) Damhuri Nasution mengatakan prediksi bunga acuan tetap seiring dengan inflasi yang terkendali dan rupiah yang stabil. Alhasil, tidak ada dorongan untuk kenaikan lebih lanjut bunga acuan.