Pemerintah hari ini membuka penawaran surat utang Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR006. Pembeliannya paling sedikit Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar.
Imbal hasil yang ditawarkan minimal 7,95%. Angka itu berlaku dalam tiga bulan pertama (11 April-10 Juli 2019). Tingkat kupon itu mengacu suku bunga Bank Indonesia yang berlaku pada saat penetapan kupon, yaitu sebesar 6,00%, ditambah spread tetap 195 basis point (1,95%). Nilai itu bisa berubah, disesuaikan tiga bulan pada tanggal penyesuaian sampai dengan jatuh tempo.
Direktur Surat Utang Negara, Loto Srinaita Ginting mengatakan, dengan berinvestasi di SBR006, masyarakat sudah berpartisipasi aktif dalam mendukung pembangunan. “Manfaatnya akan dinikmati masyarakat saat ini dan masa mendatang,” katanya seperti dikutip dari siaran pers, Senin (1/4).
(Baca: Sukuk Tabungan ST003 Terjual Rp 3,1 Triliun, Laku Diborong Milenial)
Nah, kalau investor membeli surat utang tersebut sebesar Rp 1 juta, berapa imbal hasilnya? Kementerian Keuangan memberikan simulasi perhitungannya. Investor akan mendapat imbal hasil 7,95% per tahun dan pembayarannya diberikan setiap bulan. Pembayaran kupon pertama akan dimulai pada 10 Juni 2019 dan setelahnya tepat pada tanggal 10 setiap bulan.
Perhitungannya sebagai berikut. Nilai imbal hasil bersihnya mencapai Rp 79.500 per tahun atau Rp 6.625 per bulan. Tapi angka tersebut belum termasuk potongan pajak 15%. Jadi, angka yang diperoleh investor jadi Rp 5.631 per bulan. SBR006 jatuh temponya pada 10 April 2021. Maka imbalannya jika dikalikan 23 bulan, menjadi Rp 129.513.
(Baca: SBR005 Baru Laku Rp 2,1 Triliun, Kuota Penjualan Masih Banyak Tersisa)
Angka imbal hasil itu baru di level minimal. Masih ada kemungkinan jika Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan yang sekarang di 6%. Kalau hal itu terjadi maka kuponnya mengacu pada suku bunga acuan plus spread 195 basis point. Misalnya, BI Rate naik 6,25%, maka kupon bersih yang diterima investor setelah pajak adalah Rp 5.805 per bulan.
Masa penawaran SBR006 mulai hari ini hingga penutupan pada 16 April 2019 tepat pukul 10.00 WIB. Tanggal penetapan hasil penjualan 22 April 2019 dan settlement dua haris setelahnya.
(Baca: Pemerintah Berencana Menjual 10 Surat Utang Retail Sepanjang 2019)
Pemesanan pembelian SBR006 hanya bisa dilakukan secara online melalui sistem e-SBN yang disediakan 14 mitra distribusi terpilih. Mitra itu terdiri dari tujuh perbankan, dua perusahaan efek, tiga perusahaan efek khusus, dan dua perusahaan financial technology (fintech) pinjaman (lending). Mitra distribusi perbankan terdiri dari Bank Central Asia (BCA), Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Permata, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara, dan Bank Maybank.
Selain itu, ada perusahaan efek Trimegah Sekuritas Indonesia dan Danareksa Sekuritas. Kemudian, ada perusahaan efek khusus Bareksa Portal Investasi, Star Mercato Capitale (Tanamduit), dan Nusantara Sejahtera Investama (Inivisee). Berikutnya, ada fintech Investree Radhika Jaya dan Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku).