Strategi Sri Mulyani Dongkrak Pertumbuhan di Tengah Ketidakpastian

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Sri Mulyani selaku mentri keuangan dalam acara Indonesia Economi Day 2019(IED 2019) di Hotel Mulia, Jakarta (31/1).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
31/1/2019, 14.47 WIB

Pemerintah terus berupaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, instrumen fiskal akan terus dijaga untuk memberikan stimulus ekonomi.

"(Instrumen fiskal) Jadi tools buat membangun Indonesia, dari mulai address kemiskinan, meningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan, memperbaiki sumber daya manusia, hingga menciptakan iklim investasi yang kondusif, dan meningkatkan industrialisasi," kata dia dalam acara Indonesia Economic Day 2019 di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (31/1).

Menurutnya, pengelolaan instrumen fiskal sangat penting di tengah ketidakpastian global. Sebab, dengan begitu pemerintah dapat melanjutkan pembangunan infrastruktur, mitigasi risiko bencana, hingga alokasi sejumlah program sosial.

Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Ini dilakukan dengan mengalokasikan anggaran pendidikan Rp 492,55 triliun atau 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sementara, anggaran kesehatan dialokasikan sebesar Rp 123,1 triliun.

(Baca: Investasi Melambat, Sri Mulyani Sebut Karena Guncangan Global)

Anggaran pendidikan tersebut juga dialokasikan untuk sekolah mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. Selain itu, alokasi anggaran pendidikan juga ditujukan untuk tunjangan guru.

Di sisi lain, pemerintah juga meningkatkan kinerja ekspor guna menjaga pertumbuhan ekonomi. Peningkatan ekspor dilakukan dengan memperbaiki daya saing dalam negeri. Kemudian, permintaan domestik akan terus dijaga tetap kuat.

Tidak hanya itu, konsumsi rumah tangga sebagai motor pertumbuhan ekonomi akan terus dijaga momentumnya. Sumber pertumbuhan lainnya, investasi akan terus ditingkatkan dengan pemberian sejumlah insentif.

Sebelumnya, pemerintah telah memberikan insentif pengurangan pajak (tax allowance) dan libur pajak (tax holiday). Bahkan, Sri Mulyani juga merevisi ketentuan tax holiday sehingga saat ini dapat dinikmati oleh investor dari 18 sektor, termasuk sektor digital.

(Baca: Utang Kembali Ramai Dibahas, Sri Mulyani: Banyak Orang Belum Paham)

Adapun, ketidakpastian diperkirakan masih berlanjut lantaran bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed masih meningkatkan bunga acuannya. Selain itu, kebijakan perdagangan maupun geopolitik global masih dibayang-bayangi ketidakpastian.

Sri Mulyani memastikan, kebijakan fiskal pemerintah akan terus dijaga dalam situasi lingkungan apapun. "Kami akan menjaga kalau kapal kita tertera ombak atau mungkin badai yang tidak pasti," ujarnya.

Reporter: Rizky Alika