Pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci bagi pelaku usaha agar dapat bertahan di tengah berlangsungnya revolusi industri 4.0. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menilai revolusi industri 4.0. dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan alias Sustainable Development Goals (SDGs).
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, pengembangan SDM mutlak diperlukan agar siap menghadapi revolusi industri 4.0. Kondisi ini ditandai dengan semakin berkembangnya teknologi yang berpotensi menggantikan tenaga manusia dalam proses produksi.
"Menurut studi Mckinsey, 60% jabatan pekerjaan di dunia akan tergantikan oleh otomatisasi. Di Indonesia diperkirakan 51,8% potensi pekerjaan yang akan hilang. Kita harus proaktif memastikan SDM kita siap menghadapi revolusi industri 4.0," kata Bambang di Kantor Kementerian PPN di Jakarta, Jumat (7/12).
Kendati berpotensi menjadi ancaman, dia meyakini, revolusi industri 4.0. dapat membantu Indonesia mencapai tujuan dalam SDGs, jika SDM di Indonesia sudah dipersiapkan secara matang untuk menghadapinya. (Baca juga: Setelah Infrastruktur, Pemerintah Berfokus ke Pembangunan Manusia)
Salah satu, tujuan SDGs yaitu negara tanpa kemiskinan. Menurut Bambang, penggunaan teknologi digital membantu penyaluran bantuan sosial yang lebih tepat sasaran. Pengembangan teknologi juga membantu tercapainya inklusi keuangan dan memberikan akses keuangan lebih luas pada masyarakat miskin.
Perkembangan teknologi juga mampu sejalan dengan tujuan SDGs yaitu meningkatkan kualitas pendidikan. Kehadiran internet memungkinkan proses pembelajaran jarak jauh dengan biaya yang rendah. Selain itu, teknologi kecerdasan buatan bisa menentukan dengan lebih akurat alokasi waktu dan materi pengajaran yang lebih efektif dan efisien.
Selain itu, Bambang menilai revolusi industri dapat memberikan pekerjaan yang layak lebih bagi masyarakat sesuai dengan SDGs. "Peran teknologi digital jelas terlihat dalam pengembangan sektor e-commerce di Indonesia," kata Bambang.
Bambang menambahkan, sektor wirausaha juga menjadi poin penting dalam mewujudkan misi Indonesia menjadi negara maju pada 2045 mendatang. Dia merasa, jumlah pengusaha dalam negeri masih terlalu sedikit dibandingkan negara-negara maju lainnya, meski jumlah pengusaha Indonesia mulai tumbuh.
Salah satu cara mendorong pertumbuhan wirausaha di Indonesia, dengan cara generasi muda untuk bisa mengembangkan usaha yang berbeda dari usaha yang sudah dirintis orang tuanya, terutama ide baru pengembangan wirusaha di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Dengan adanya digitalisasi, melalui berbagai platform digital, UMKM tersebut akan memiliki akses yang lebih baik dalam memasarkan produknya. "Paling penting, anak muda sekarang berani jadi entrepreneur. Itu harus dibekali dengan kemampuan dan daya tahan," kata Bambang.
(Baca pula: Saat Ma'ruf Amin Bicara Disrupsi Teknologi dan Revolusi Industri 4.0.)