Kalangan pengusaha mengaku siap mengkonversikan simpanan dolar hasil ekspornya ke rupiah dengan target yang lebih besar lagi, hingga mencapai 40%. Beberapa pekan lalu Bank Indonesia (BI) menyebut baru 13,7% Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang dikonversikan ke rupiah.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani mengatakan konversi akan dilakukan secara bertahap. Apalagi para pengusaha telah dipanggil satu per satu oleh pemerintah untuk diminta komitmennya mengkonversi devisa hasil ekspornya ke rupiah.
"Kami sudah diminta komitmen dan detailnya berapa yang bisa dikonversi, berapa buat bayar utang," kata Rosan di Jakarta, Selasa (18/9). (Baca: Kumpulkan 40 Konglomerat, Jokowi Minta Devisa Ekspor Dibawa ke RI)
Rosan membantah bahwa para pengusaha meminta insentif dari pemerintah, sebagai konsekuensi dari pengorbanan mengkonversi mata uang tersebut. Dia hanya mengatakan bahwa penguatan rupiah diperlukan lantaran dampaknya akan sulit bagi dunia usaha.
Menurutnya, para pengusaha hanya meminta agar tingkat suku bunga perbankan lebih kompetitif. Dengan begitu, bisa memacu minat pengusaha mengkonversi dan menyimpan rupiahnya di dalam negeri. "Itu saja yang diperbaiki, jadi (bunga bank) harus dinaikkan kalau DHE mau mengendap lebih lama," ujar dia.
(Baca: Tak Taruh Devisa di Indonesia, Ekspor Perusahaan Tambang Akan Dicabut)
Sedangkan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong mengatakan pemerintah akan rajin mengkomunikasikan kebijakan stabilisasi ke depannya. Hal ini lantaran Indonesia masih dianggap negara yang reformis, stabil, dan baik secara tata kelola anggaran.
"Bagaimana menerangkan investor langkah kami ke depan, apa terobosan yang bisa diantisipasi enam hingga sembilan bulan ke depan," kata Thomas.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (17/9) kemarin melemah dibandingkan dengan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah di pasar spot pada Senin sampai dengan pukul 18.00 WIB terpantau di level Rp 14.880 per dolar AS. Angka ini melemah sekitar 0,50% terhadap penutupan perdagangan Minggu (16/9). Hari ini nilai tukar rupiah berada pada angka Rp 14.933 per dolar.
(Baca: Terendah Sejak Januari, Cadangan Devisa Agustus US$ 117,9 Miliar)
Bank Indonesia menilai kondisi ini dipengaruhisentimen defisit neraca perdagangan pada Agustus 2018. Deputi Gubernur Senior BI Dody Budi Waluyo berpendapat posisi neraca perdagangan kemungkinan tidak sesuai dengan ekspektasi investor. Dengan kata lain, investor mengharapkan neraca yang lebih baik.
"Mungkin harapan pasar lebih dari (realisasi) itu. Tapi butuh waktu karena ada proses. Tidak bisa langsung potong impor lalu menekan defisit," katanya kemarin.
(Baca: Intervensi BI Tak Mempan, Bunga Acuan Diprediksi Naik Lagi)