Berkat THR, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Diprediksi Capai 5,21%

Donang Wahyu|KATADATA
Lalu lintas di kawasan bisnis Jakarta.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
21/6/2018, 16.57 WIB

Peningkatan belanja masyarakat pada momen Ramadan dan Lebaran hampir selalu membuat pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Lana Soelistianingsih memprediksi konsumsi rumah tangga bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 5,21% pada kuartal II 2018.

"Saya masih optimistis Kuartal II bisa mencapa 5,21% karena konsumsi rumah tangga membaik, salah satunya ditopang THR (Tunjangan Hari Raya)," ujar Lana kepada Katadata, Kamis (21/6).

Prediksi tersebut lebih tinggi ketimbang realisasi kuartal I yang hanya 5,06% year on year (yoy). Bahkan, angka yang dikeluarkan Lana juga melampaui proyeksi pertumbuhan ekonomi Bank Indonesia sebesar 5,15% pada kuartal II 2018.

Hal senada dinyatakan oleh ekonom yang kini menjabat Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Eric Sugandi. Ia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Kuartal II-2018 sebesar 5,2% yoy. "Pendorong utamanya konsumsi rumah tangga yang (diproyeksi) tumbuh 4,9-5% yoy terbantu faktor musiman Ramadan," ujarnya.

(Baca juga: Pemerintah Siapkan 4 Langkah Antisipasi Perang Dagang AS - Tiongkok)

Sepanjang tahun ini, ia optimistis ekonomi bisa tumbuh sekitar 5,2-5,3% yoy. Hanya, perlu upaya lebih dari pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Caranya, bisa dengan menambah bantuan sosial, menahan kenaikkan Tarif Dasar Listrik (TDL), ataupun harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Tahun ini, pemerintah memberikan gaji ke-13 beserta THR dalam waktu hampir bersamaan. Selain itu, dampak dari panen raya terasa di Kuartal II-2018. "Karena dua hal itu, saya proyeksi konsumsi rumah tangga bisa tumbuh 4,9-5% yoy," ujar Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Katadata, Kamis (21/6).

Hanya, ia mencatat data industri retail menunjukkan bahwa penjualan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) belum meningkat signifikan. Alhasil, menurutnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga maksimal hanya 5%, atau lebih sedikit di Kuartal II-2018 ini.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati