Pelaku usaha meminta pemerintah dan Bank Indonesia (BI) kembali mengambil langkah cepat lain setelah menaikkan tingkat suku bunga acuan 0,25 poin. Langkah ini harus segera dilakukan, mengingat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) berencana menaikkan suku bunganya lagi.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani mengatakan para pengusaha telah mengantisipasi kenaikan suku bunga BI menjadi 4,5 persen. Bahkan, mereka juga telah siap apabila BI kembali menaikkan suku bunga 7-days repo rate sebesar 25 basis poin lagi.
(Baca: Mengukur Keampuhan Ekonomi Setelah BI Menaikkan Bunga Acuan)
Para pengusaha lebih khawatir lagi apabila suku bunga AS kembali naik. Dampaknya bisa cukup besar terhadap perekonomian Indonesia, terutama investasi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. "Pemerintah harus bertindak cepat, The Fed juga akan menaikkan lagi suku bunganya," kata dia di Istana Kepresidenan malam ini.
Menurut Rosan, kenaikan suku bunga ini tidak akan memberatkan dunia usaha. Apalagi, kenyataannya selama ini, dengan suku bunga acuan yang rendah penyerapan pinjaman ternyata belum maksimal. Makanya, dampak positif dari suku bunga yang rendah, belum terlihat.
(Baca: Kerek Bunga Acuan, BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Tetap 5,1-5,5%).
Sementara Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bahlil Lahadalia mengatakan langkah Bank Sentral menaikkan suku bunga acuan harus kembali diambil. Salah satu tujuannya adalah untuk menjaga nilai tukar rupiah di level yang aman.
Kebijakan suku bunga ini menurut Bahlil hanya akan efektif untuk jangka waktu pendek. Sedangkan untuk jangka panjang, pemerintah masih perlu melakukan perbaikan dan perubahan kebijakan, terutama di sektor investasi portofolio. "Karena uang masuk tidak jelas waktunya tiba-tiba bisa langsung keluar," kata dia.
(Baca: Rupiah Lemah Meski Suku Bunga Acuan Naik, Gubernur BI: Ada Faktor Lain)