Berdasarkan survei pemantauan harga yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) pada minggu ketiga Desember, inflasi mencapai 0,49%. Tingkat inflasi tersebut meningkat dibandingkan hasil survei pekan sebelumnya yang sebesar 0,42%.
BI melansir inflasi terjadi karena kenaikan harga bahan makanan pokok lantaran permintaan yang melonjak saat Natal dan Tahun Baru. Meski begitu, Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo menilai tingkat inflasi masih terkendali.
Secara tahunan, inflasi masih sesuai target yakni 3-5% dan mendekati proyeksi BI yakni 3,5%. "Secara tahunan (year on year/yoy) sudah 3,38%," kata Dody kepada Katadata, Kamis (28/12). (Baca juga: Jaga Daya Beli, Pemerintah Tak Naikkan Harga BBM & Listrik Awal 2018)
Secara rinci, Dody menyebutkan bahwa penyebab inflasi di antaranya kenaikan harga telur ayam, cabai merah, daging ayam, dan beras. Adapun beras menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar lantaran bobotnya cukup besar dalam perhitungan inflasi. (Baca juga: Beras Medium Langka, Bulog Kucurkan Stok 4.500 Ton ke Pasar Cipinang)
Adapun berdasarkan kajian lapangan, kenaikan harga lebih disebabkan naiknya permintaan terkait Natal dan Tahun Baru. Bencana banjir yang melanda beberapa daerah dilklaim tidak berdampak besar mendongkrak harga. "Relatif tidak ada dampak dari bencana banjir ke inflasi," kata dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, ada potensi membesarnya tekanan inflasi pada Desember karena kelangkaan elpiji tiga kilogram dan kenaikan tarif Angkutan Udara.